Cegah Rabies, Berhenti Bisnis dan Konsumsi Daging Anjing

Demo tolak pembantaian anjing liar Ukraina
Sumber :
  • REUTERS/ Gleb Garanich

VIVA – Koalisi Dog Meat-Free (DMFI) yang terdiri dari organisasi seperti Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Animal Friends Jogja (AFJ), Change for Animal Foundation (CFAF) dan Humane Society Internasional (HSI) perlindungan hewan dari Indonesia melakukan kampanye bersama melawan bisnis perdagangan daging anjing di Indonesia.

Kondisi Miris Ratusan Anjing Sitaan di Semarang, Ada yang Kena Cacing Jantung Hingga Malnutrisi

Kampanye itu mereka suarakan di Scientia Square Park, BSD Minggu 25 Februari 2018. Pergerakan serentak di 5 kota besar di Indonesia ini adalah bukti bahwa dukungan masyarakat luas terhadap penolakan konsumsi serta kekejaman terhadap daging anjing terus bertambah dan meningkat dari hari ke hari.

Koordinator kampanye Dog Meat Free Indonesia, Lola Webber mengatakan, “Semakin meningkatnya dukungan masyarakat terhadap pergerakan Indonesia Bebas Daging Anjing adalah suatu bentuk aspirasi rakyat yang nyata dan kami berharap pemerintah pusat dapat segera mengambil tindakan preventif terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan dari bisnis daging anjing yang kejam ini.”

22 Warga Padang Positif Rabies Usai Diserang Anjing

Sementara itu, Karin Franken, co-founder JAAN menambahkan bahwa peran pemerintah terhadap pencegahan penyebaran penyakit rabies dan zoonis adalah hal yang vital. “Sejauh ini, Pemerintah DKI Jakarta dan Yogyakarta telah mengeluarkan surat edaran tentang pengawasan dan pengaturan larangan masuknya HPR (Hewan Penyebar Rabies) dari luar daerah mengingat status kedua provinsi yang sudah bebas rabies. Demikian juga di Bali dimana Gubernur Bali telah mengeluarkan Surat Resmi larangan
penjualan daging anjing. Yang terbaru, koalisi Dog Meat Free Indonesia berhasil mencapai sebuah komitmen dengan Walikota Tomohon untuk secara berkala mengurangi penjualan daging anjing dan kucing di pasar-pasar
ekstrim yang ada di Tomohon.”

Perdagangan daging anjing secara ilegal untuk dikonsumsi masyarakat masih marak dilakukan di Indonesia. Walaupun hal ini masih kerap dikaitkan dengan kearifan kuliner lokal dan diiringi persentase konsumsi daging anjing di Indonesia yang hanya 7 persen dari total populasi, namun potensi penyebaran rabies mampu menjadi ancaman kesehatan nasional jika tidak dilakukan penanganan secara komprehensif oleh pemerintah.

Jurus Istri Kapolri Wujudkan Bali Zero Rabies

Padahal menurut World Health Organization (WHO), perdagangan daging anjing di Indonesia menjadi kontributor utama dalam penyebaran penyakit rabies yang mematikan. Masalah tersebut kemudian diangkat oleh Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) untuk melakukan kampanye dalam menghentikan konsumsi daging anjing dan risiko penyebaran penyakit rabies dari perdagangan ilegal tersebut.

Koalisi DMFI juga telah menggandeng Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Indonesia untuk beraudiensi dan melakukan empat kali pertemuan FGD untuk menghentikan pendistribusian ilegal daging anjing.

Sejak tahun 2014, DMFI aktif melakukan investigasi ke rantai pelaku perdagangan di beberapa daerah seperti Manado, Flores, Pulau Jawa, dan Pulau Sumatera.

Berdasarkan pengakuan para penjagal, anjing-anjing tersebut dikirim dari sejumlah kota di Indonesia seperti Bali, Yogyakarta, Solo, Bandung dan Cianjur. Anjing yang dikirimkan dari kota-kota tersebut dikhawatirkan mengidap penyakit rabies akibat penyiksaan dan penelantaran, serta tertular ke manusia akibat konsumsi dan gigitan, yang mampu berujung pada kematian. DMFI berharap melalui aksi ini semakin banyak golongan masyarakat yang lebih peduli dang mengambil langkah untuk mengedukasi dalam menyebarkan bahayanya mengkonsumsi daging anjing kepada masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya