- Pixabay
VIVA – Dengan makin terbukanya akses komunikasi, batas-batas antarnegara makin tidak menjadi halangan bagi seseorang. Maka tak heran jika akhirnya banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang jatuh hati dengan Warga Negara Asing (WNA), ataupun sebaliknya.
Meski demikian, memilih untuk menjalin hubungan dengan WNA juga tidak mudah. Bukan hanya urusan hati yang perlu dipertimbangkan, tapi juga perkara administratif dan juga hak-hak apa saja yang akan didapatkan.
Karenanya, Ketua Organisasi Perkawinan Campuran Indonesia, Juliani W. Luthan, mengingatkan bahwa ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan menikah dengan WNA. Lantas apa sajakah itu?
"Pertama menurut saya menikah dengan orang asing butuh kedewasaan dan kemantapan hati," kata Ani sapaan akrabnya, saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 9 April 2018.
Dia mengatakan hal ini penting untuk menghadapi perbedaan-perbedaan budaya yang mungkin terjadi dalam tiap perkawinan campuran. Hal yang tidak kalah penting, lanjut Ani, tentu saja memahami aspek legalitas dan administrasi dari kedua belah pihak.
"Kemudian butuh kecermatan dari sisi ketentuan-ketentuan hukum, khususnya keimigrasian, kepemilikan properti yang harus kamu perhatikan karena kamu double yang harus diurus," kata dia.
Menurutnya, banyak sekali aspek yang mesti dipahami, dan juga cukup rumit ketika akhirnya memutuskan untuk menjalin pernikahan campuran. Namun demikian, ia juga bersyukur bahwa kini peraturan dari pemerintah Indonesia kini lebih memudahkan dan lebih leluasa.
Baca juga:
Suka Duka Pelaku Perkawinan Campur Beda Negara
Di samping itu, ia juga mengingatkan tentang pentingnya membuat perjanjian pranikah. Meski mungkin terkesan tidak biasa, tapi hal ini untuk menjamin hak-hak kepemilikan dan memudahkan pembagian harta ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Perjanjian pranikah ini sebetulnya opsi, tapi untuk para pelaku perkawinan campuran ini sangat disarankan. Perjanjian pranikah buat kawin campur lebih ke pemulihan hak untuk mendapat status kepemilihkan properti, hak milik, hak guna, karenanya itu penting," kata dia.
