4 Cara Memurnikan Air Usai Terjadi Bencana

Ilustrasi air putih
Sumber :
  • Ist/picdaily

VIVA – Usai terjadi bencana seperti tsunami, salah satu kebutuhan paling vital bagi pengungsi ialah air. Namun dengan terputusnya akses jalan, dan bantuan, banyak pengungsi seringkali mendapatkan air bersih.

Pentingnya Akses Air Bersih dalam Menyempurnakan Ibadah

Oleh karenanya penting untuk mengetahui dan memiliki kemampuan tentang cara memurnikan air usai terjadi bencana. Meski demikian banyak pula informasi di luar tentang sistem pemurnian air, yang menyesatkan.

Kenyataannya tidak ada metode terbaik untuk memurnikan air dalam situasi bencana. Berikut ini rangkuman ini metode pemurnian air bencana dan pro / kontra masing-masing. 

Dana Habis untuk Nyaleg, Caleg PKS di Cilegon Putuskan Bantuan Saluran Air Bersih untuk Warga

Merebus

Merebus adalah cara yang baik untuk mengolah air dari sebagian besar jenis situasi bencana umum, seperti pemadaman jaringan ketika pusat perawatan air berhenti bekerja.

Heru Budi: Warga Muara Kamal Biasanya Beli Air Bersih Rp300 Ribu per Bulan

Sebagian besar sumber (termasuk FEMA dan Palang Merah) mengatakan bahwa kita perlu merebus air selama satu menit untuk membunuh bakteri, virus, parasit, dll.

Cara ini mampu membunuh ancaman kuman paling umum dan mudah dilakukan. Sayangnya cara ini membutuhkan waktu, pengapian, dan bahan bakar dan tidak membuang ancaman kontaminasi kimia berbahaya

Pemurnian dengan kimia

Pemurnian kimia yang paling umum untuk air adalah pemutih klorin. Pastikan itu adalah pemutih yang tidak beraroma tanpa pembersih tambahan. Bahan itu harus mengatakan 8,25 persen sodium hypochlorite pada label. Untuk mengolah air dengan pemutih, kita harus menambahkan enam tetes per galon air dan diamkan selama 30 menit.

Cara pemurnian ini murah dan siap tersedia. Selain itu juga mudah dibawa ke mana saja. Sayangnya cara ini tidak membuang sedimen dari air yang membuat rasa tidak enak. Kemudian anda harus membiarkan air sebelum digunakan. Cara ini juga tidak menghilangkan ancaman kimia

Distilasi

Kebanyakan penyuling air rumah bekerja dengan merebus air dan kemudian mengumpulkan uap. Uap dialirkan ke wadah terpisah di mana uap mendingin dan kembali menjadi air. Ide dibalik distilasi adalah bahwa mikroorganisme dan polutan tertinggal.

Namun  beberapa bahan kimia organik seperti pestisida dan VOC secara luas diubah menjadi uap, sehingga penyuling tidak akan menghilangkannya. Kebanyakan sistem distilasi rumah memiliki filter khusus untuk menghapus ancaman ini.

Cara ini efektif menghilangkan ancaman yang paling umum. Namin cara ini membutuhkan listrik yang sulit saat bencana. Dan juga dapat membutuhkan waktu beberapa saat untuk merawat air. Selain itu biayanya yang mahal. 

Mengumpulkan air hujan

Mengumpulkan air hujan sebenarnya adalah suatu bentuk distilasi sejak matahari menguapkan air menjadi uap dan kemudian, ketika ia mengumpulkan dan mendingin di langit, ia kembali dalam bentuk hujan.

Namun, air hujan tidak mempunyai filter  sehingga bisa mengandung banyak bahan kimia organik di dalamnya. Anda juga harus berhati-hati tentang cara mengumpulkan  dan menyimpan air hujan sehingga bakteri dan jamur tidak mulai tumbuh.

Jika tidak memiliki cara lain untuk mengolah air meski dalam keadaan darurat, air hujan adalah salah satu pilihan yang paling bersih dan paling aman. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya