Tuntut Perusahaan Karena Pekerjaan Membosankan, Pria Dapat Rp637 Juta

Ilustrasi pria.
Sumber :
  • Freepik/yanalya

VIVA – Frederic Desnard, yang bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan parfum di Paris hingga 2015, menuntut mantan atasannya karena pekerjaannya sangat membosankan, sehingga membuatnya depresi dan memaksanya untuk berhenti.

Posisi Penis Saat Pakai Celana, Harusnya Menghadap ke Atas atau ke Bawah?

Baru-baru ini, Frederic Desnard memenangkan persidangan atas tuntutannya tersebut dan mendapatkan kompensasi sebesar USD45 ribu atau setara Rp637,2 juta.

Pada 2016 lalu, Desnard menuntut perusahaan Interparfum di Perancis sebesar USD400 ribu atau setara Rp5,6 miliar, karena memaksa dirinya melakukan pekerjaan membosankan, yang pada satu titik membuatnya menderita epilepsi dan merasa tertekan.

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten

Ia juga mengklaim bahwa perusahaan tersebut telah menandatangani surat yang menyatakan bahwa Desnard telah keluar selama beberapa bulan, kemudian menggunakan ketidakhadirannya yang berkepanjangan sebagai alasan untuk memecatnya pada 2014.

Pekan lalu, setelah menjalani 4 tahun proses pengadilan, pria 48 tahun itu memenangkan kasusnya, dan mendapat kompensasi sebesar Rp637, 2 juta.

Kenali Asuransi Kecelakaan Kerja dan Cara Mengklaimnya

Pengadilan Paris memutuskan bahwa Frederic Desnard menderita bore out, yang merupakan kebalikan dari burn out, di mana seseorang karyawan dituntut bekerja terlalu keras. Pengacara mantan manajer itu mengklaim bahwa kurangnya stimulasi di tempat kerja telah membuat pria itu merasa 'hancur' dan 'malu', bahkan memicu penyakit epilepsi ketika ia sedang mengemudi.

"Saya mengalami depresi, Saya malu dibayar untuk tidak melakukan apapun. Bagian terburuknya adalah menyangkal penderitaan ini," kata Desnard pada 2016, dikutip Oddity Central, Rabu 10 Juni 2020. 

Desnard mengatakan, ia diminta untuk tidak melakukan apapun selain pekerjaan kasar selama 4 tahun. Sebuah pengalaman yang ia gambarkan seperti berada di neraka. Tugas-tugasnya hanya mengotak-atik tablet milik CEO dan memberikan izin tukang ledeng masuk ke rumah bosnya. 

Perusahaan tersebut membela diri dengan mengatakan, Frederic tidak pernah mengeluh tentang pekerjaannya yang membosankan dan kurangnya stimulasi selama 4 tahun di perusahaan itu. 

Meskipun bore out bukan istilah yang diakui oleh hukum Perancis, Pengadilan Banding Paris menyatakan kalau bore out, merupakan bentuk pelecehan moral. Namun, pihak pengadilan tidak mengabulkan tuntutan Desnard sepenuhnya yang meminta USD400 ribu, tapi hanya 10 persennya saja sebagai kompensasi. 

Hal yang semula dianggap lelucon di kalangan pakar hukum, kini telah menjadi putusan pertama di Perancis. Dan kemungkinan, akan menjadi contoh dalam kasus-kasus mendatang. Mungkin, menuntut atasan karena kurang memberi pekerjaan atau kebosanan, akan menjadi hal umum di waktu mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya