Sembuh dengan Clean Eating, Wanita Ini Buka Restoran Sehat

Helga Angelina, pemilik restoran Burgreens
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA.co.id – Helga Angelina kini dikenal sebagai pemilik Burgreens, sebuah usaha di bidang kuliner yang menyediakan dan mempromosikan cara makan sehat dan berkesadaran. Awalnya dia terjun di bisnis ini dipicu masalah kesehatan yang pernah dialami saat remaja.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Pada usia 15 tahun, Helga adalah anak yang mudah terserang penyakit. Ada berbagai penyakit yang kerap dideritanya, mulai dari sinusitis, asma, eksim dan berbagai penyakit lainnya. Belum lagi dengan 20 jenis alergi yang juga menyerangnya.

Sejak saat itu, anak seorang dokter ini, menjadi ketergantungan dengan obat untuk mengatasi penyakitnya. Tak terkecuali obat-obat berat yang membuat ginjal dan livernya bermasalah. Beruntung, perempuan kelahiran, Jakarta 2 desember 1990, ini menemukan informasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Kisah 2 Pemuda Mualaf yang Bikin Geger, Orang Sekampungnya Auto Masuk Islam

Lewat sebuah buku yang dibacanya, Helga menemukan bahwa makanan berbasis nabati, dan makanan utuh atau whole food ternyata lebih sehat dan memberikan manfaat untuk tubuhnya.

"Jadi benar-benar utuh, enggak ada tambahan tepung atau enggak ada tambahan apapun. Saya coba dalam dua tahun, penyakit saya hilang tanpa obat-obatan dan dari situ saya mulai passionate banget dengan vegetarian," kata dia kepada VIVA.co.id, belum lama ini.

Viral Kisah Pilu Seorang Suami Rela Jual Organ Tubuh demi Bisa Hidup Bersama Istri

Helga yang pada 2009 lalu melanjutkan kuliah jurusan komunikasi di Hogeschool van Arnhem en Nijmegen, Belanda semakin menemukan jalannya untuk mempromosikan hidup sehat dengan makan bersih atau clean eating. Saat kuliah, dia bertemu dengan rekannya, Max Mandias yang kini menjadi suaminya.

Max yang juga gemar memasak, awalnya bukan seorang vegan atau vegetarian. Setelah bertemu dengan Helga dan membaca sejumlah rujukan, Max punya alasan sendiri menjadi vegetarian. Berbeda dengan Helga, Max memilih mengonsumsi makanan nonhewani dengan alasan menjaga dan melestarikan lingkungan.

"Jadi karena kita berdua vegetarian, dan healthy food, kita bikin suatu usaha dan movement yang bisa ngajak makan sehat, dan kalau makan enggak cuma makan tapi memikirkan aspek dan dampak lingkungannya juga," tutur Helga.

Apalagi, Helga menambahkan, pada tahun 2013, saat mereka memulai usahanya, kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta untuk makan dan hidup sehat masih rendah. Berbeda dengan setahun belakangan yang seolah telah menjadi gaya hidup.

"Waktu baru buka, orang Indonesia itu rata-rata milih makannya karena rasa, enak, kenyang dan harga, tapi jarang yang mikir kesehatan dan lingkungan. Jadi awalnya kita bikin usaha yang mem-promote makan berkesadaran, akhirnya balik dari Belanda pada 2013, buka Burgreens," ujarnya.

Dari situ, keduanya terus mempromosikan dan mengedukasi manfaat dan pentingnya makan sehat pada para konsumennya, mulai dari demo masak hingga pasar tani. Tak sia-sia, banyak dari pelanggannya yang kemudian mengaku mendapatkan manfaat setelah menjadi vegetarian.

"Ada satu yang benar-benar, namanya Bu Ayus dia kanker stadium 4. Tahun lalu waktu dia makan Burgreens pertama kali, dia sudah divonis dokter umurnya sisa tiga bulan," kata Helga.

Kemudian, Ayus bertemu dengan Max, dan banyak berdiskusi tentang makanan sehat. Mulai dari situ, Ayus menjadi pelanggan loyal, dan tanpa sadar terbiasa mengonsumsi makanan sehat.

"Dari situ dia keterusan makan-makanan sehat, dan sampai sekarang orangnya masih ada. Bahkan lebih sehat, dulu dia pertama datang tergopoh-gopoh tapi sekarang lebih sehat," kata Helga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya