Tembakau Tak Melulu Harus Dibuat Rokok

Ilustrasi merokok.
Sumber :
  • Pixabay/karosieben

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro menegaskan jika Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kecanduan terhadap rokok tertinggi di dunia.

Lagi Liburan, Vokalis RHCP Anthony Kiedis Sebat Bareng Warga Kepulauan Mentawai

“Indonesia salah satu negara yang tingkat perokoknya tertinggi di dunia,” kata Bambang di sela-sela pertemuan Konferensi Asia Pasific Conference on Tobacco or Health (APACT) 12th di Nusa Dua Bali 13-15 September 2018.

Untuk itu, Bambang mendorong industri tembakau di dalam negeri untuk melakukan diversifikasi produk agar tak ketergantungan terhadap produk rokok saja.

Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal di Jember dan Banyuwangi

“Sebenarnya ini bukan saran, tapi sudah dilakukan secara alamiah. Kami perhatikan grup besar perusahaan dalam negeri yang mempunyai industri rokok, itu sudah melakukan diversifikasi yang cukup banyak,” paparnya.

Bagi Bambang, hal itu dilakukan agar industri tembakau Tanah Air dapat melepaskan diri dari ketergantungan membuat produk rokok saja dalam bisnisnya.

Viral Terekam Seorang Wanita Diam-diam dan Santai Merokok di Dalam Pesawat

“Jadi bisa ke ke properti, sektor produksi, sektor keuangan atau yang lainnya. Jadi sebenarnya ini langkah alamiah agar mereka pelan-pelan tidak tergantung pada industri rokok,” jelasnya.

Hal itu penting untuk didorong oleh pemerintah oleh karena jumlah perokok yang tiap tahunnya terus bertambah menjadi masalah serius bagi Indonesia.

Dengan jumlah perokok yang amat banyak, salah satu masalah yang timbul adalah dalam hal kesehatan. “Kesehatan itu cukup serius,” ungkapnya. Apalagi, ia melanjutkan, saat ini pemerintah juga tengah serius mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

“Pemerintah tengah serius berkaitan upaya untuk mengurai kemiskinan. Kita harus pastikan, jangan sampai rokok justru malah menyebabkan kemiskinan lebih besar, lebih dalam,” kata dia.

Hal lain yang bisa dilakukan oleh industri tembakau adalah membuat komoditi selain rokok. “Alternatif tanaman itu maksudnya komoditi selain tembakau atau tembakaunya diarahkan untuk penggunaan lain, tidak harus untuk rokok,” ujarnya.

Di sisi lain, di tengah semakin modernnya industri pembuatan rokok yang kini lebih banyak menggunakan mesin ketimbang hand roll, membuat pemerintah mengarahkan tenaga kerja yang tak terpakai di industri tembakau kepada jenis pekerjaan lainnya.

“Ini kesempatan buat pemerintah agar angkatan kerja itu dilatih, sehingga mereka bisa bekerja di sektor lain. Di sisi lain, mereka yang saat ini memiliki bisnis rumahan rokok lintingan kita arahkan ke bisnis lain juga,” tutup Bambang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya