Batuk Pilek Sedikit Jangan Langsung Minum Antibiotik, Ini Bahayanya

Ilustrasi antibiotik.
Sumber :

VIVA – Ada banyak penyebab penyakit. Salah satunya, penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit.

Namun, seringkali penanganan infeksi disamaratakan menggunakan antibiotik. Padahal penggunaan antibiotik hanya untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri saja.

Menurut Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kemenkes dr. Harry Parathon, SpOG(K), seringkali dokter selalu memberikan antibiotik untuk pasien karena mengabaikan faktor diagnostik.

"Gejala-gejalanya memang mirip. Tapi, beberapa hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium," ujar Harry dalam diskusi media Mengenal Bakteri dan Risikonya Terhadap Kesehatan di Hotel JS Luwansa Hotel, Jakarta, Senin, 24 September 2018.

Misalnya, jika seseorang terkena batuk dan pilek, atau suhu badan anak panas, bila dibawa ke dokter pasti akan mendapatkan antibiotik.

Padahal sebenarnya batuk dan pilek bukan penyakit, melainkan cara tubuh melindungi paru-paru dari lendir. Harry menuturkan, jika batuk berbunyi 'grok' dihilangkan, justru akan terjadi kegagalan mengeluarkan lendir.

"Sehingga lendir menumpuk dan harus dilakukan uap atau nebulizer. Ini karena salah menentukan antibiotik," imbuh Harry.

Kesalahan ini seringkali dilakukan karena adanya anggapan jika dokter tidak bisa menghilangkan batuk, maka dokter itu dianggap tidak mampu.

7 Peristiwa Mengerikan Ini Nyaris Bikin Dunia Kiamat, dari Nuklir hingga Erupsi Tambora

"Termasuk diare, kalau ke dokter 70-90 persen akan dikasih antibiotik," kata Harry menambahkan.

Sebaliknya, sebaiknya diare dibiarkan saja keluar karena itu adalah cara tubuh membuang racun. Namun, untuk menggantikan cairan tubuh bisa diberikan oralit.

Jumlah Kasus COVID-19 Varian JN.1 Terus Bertambah, Kenali Dua Gejala Barunya
Ilustrasi anak sakit.

Ramai Kasus Flu Singapura, Seberapa Fatal Jika Menyerang Anak-anak?

Flu singapura merupakan penyakit akibat infeksi yang sangat menular. Penularan flu Singapura ini melalui kontak kulit, udara pernapasan, makan dan minum bersama. 

img_title
VIVA.co.id
27 Maret 2024