- www.pixabay.com/typographyimages
VIVA – Kondisi pascabencana seperti tsunami yang melanda sebagian wilayah Banten dan Lampung memicu terjadinya risiko masalah kesehatan reproduksi. Sebut saja masalah kesehatan ibu hamil dan bayi, bahkan penularan HIV.
Pada masa tanggap darurat juga perlu mencegah terjadinya penularan HIV. Pada masa tersebut kebutuhan darah akan meningkat karena banyaknya korban terluka, seperti dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Kamis, 3 Januari 2019.
Transfusi darah yang aman sangat penting untuk mencegah penularan HIV dan infeksi lain yang dapat menular melalui transfusi, seperti hepatitis B, hepatitis C dan sifilis. Kemenkes menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi dan masyarakat mesti memanfaatkannya.
Selain itu, bagi ibu hamil dan anak, dalam masa tanggap darurat bencana, Kemenkes telah menyediakan akses pelayanan kesehatan apabila sewaktu-waktu ada ibu hamil yang akan bersalin, dan ada tenaga kesehatan yang siap menolong persalinan. Disiapkan juga rumah sakit sebagai rujukan apabila terjadi masalah serius pada ibu hamil.
Jika rumah sakit rujukan tidak tersedia, akan dipastikan keberadaan petugas kesehatan di Puskesmas atau pos kesehatan agar dapat melakukan pelayanan emergency obstetric dasar dan perawatan neonatal. Hal itu dilakukan melalui bimbingan dan konsultasi dengan tenaga yang lebih ahli. (tsy)