Upaya WHO Tekan Angka Perokok Usia Dini

Ilustrasi rokok.
Sumber :
  • Pixabay/Ralf Kunze

VIVA – Jumlah perokok usia muda di Indonesia kian hari makin meningkat. Studi yang dilakukan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Pusat Kajian Jaminan Nasional Universitas Indonesia menyebut sebanyak 33,03 persen pemuda usia 18-24 tahun masih menjadi perokok aktif.

Lagi Liburan, Vokalis RHCP Anthony Kiedis Sebat Bareng Warga Kepulauan Mentawai

Bahkan Regional Director of WHO South-East Asia Region Dr Poonam Khetrapal Singh mengatakan, secara global perokok usia muda merokok mulai usia 8-9 tahun. Hal itu diungkapkan oleh Poonam pada saat Youth Town Hall Asia Tenggara dan Nasional di Balai Kartini, Rabu, 20 Maret 2019.

Ia mengatakan bahwa WHO telah memiliki instrumen advokasi untuk mengendalikan dan mencegah rokok di kalangan remaja. Salah satunya, dengan memberikan peringatan dini berupa gambar mengerikan akibat rokok pada bungkus rokok. Dengan begitu, para remaja bisa lebih mengetahui risiko penyakit yang akan datang akibat merokok.

Viral Terekam Seorang Wanita Diam-diam dan Santai Merokok di Dalam Pesawat

"Hal kedua untuk membuat mereka tidak punya akses. Untuk itu, semua sekolah tidak boleh menjual rokok dan juga di seputar lingkungan sekolah, sehingga tidak mudah mereka untuk membeli rokok," ujar Poonam.

ilustrasi rokok

Viral Pengendara Mobil Ngamuk karena Ditegur Merokok

Ia juga terus mengadvokasi agar menghentikan penjualan rokok batangan, terutama pada remaja. Karena dengan menjual rokok secara batangan akan lebih memudahkan anak untuk mengakses rokok.

"Kemudian juga dengan menaikkan pajak. WHO punya banyak penelitian bahwa menaikkan harga rokok, jumlah perokok akan turun dan akan sulit karena tidak punya cukup uang saku. Ini adalah langkah yang diadopsi di beberapa kawasan," tutur dia.

Lebih jauh Poonam mengatakan bahwa rokok elektrik juga memiliki dampak serupa dengan rokok pada umumnya. Ini karena rokok elektrik juga mengandung nikotin.

"Makanya kita juga harus fokus pada kegiatan yang positif agar mereka berhenti merokok, sehingga bisa keluar dari kebiasaan buruk itu," ucap Poonam. (tsy)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya