WHO : Kasus Campak Meningkat 300 Persen di Seluruh Dunia

Vaksin Campak dan Rubella (MR).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA – Kasus campak dilaporkan mengalami peningkatan 300 persen di seluruh dunia selama tiga bulan pertama tahun 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini berdasarkan laporan terbaru dari badan kesehatan dunia, WHO.

Wabah Campak Meluas, Kemenkes Sebut Kasus Terbanyak di Jawa Barat

Gerakan anti vaksin diduga menjadi penyebab meningkatnya kasus ini. Seperti diketahui, meski campak sangat menular, namun itu dapat sepenuhnya dicegah melalui vaksin dua dosis. Tetapi WHO dalam beberapa bulan terakhir juga menyatakan kewaspadaan akan menurunnya tingkat vaksinasi secara global.

 "Data global awal menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan naik 300 persen dalam tiga bulan pertama 2019, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018. Ini mengikuti peningkatan berturut-turut selama dua tahun terakhir," kata WHO dalam sebuah pernyataan seperti dilansir laman Indian Express.

Miris, Lebih 200 Kota di Indonesia Risiko Tinggi Penularan Polio

Meskipun data ini bersifat sementara dan belum lengkap, namun ini menunjukkan tren yang jelas.  Banyak negara yang kini mengalami wabah campak yang cukup besar. Sementara kasus ini juga terus meningkat di belahan dunia lainnya.

Mereka mencatat bahwa hanya sekitar satu dari 10 kasus campak terbaru yang dilaporkan. Ini artinya banyak orang yang meremehkan bahaya dari wabah campak sepanjang 2019.

Ada 2 Ribu Kasus Suspek Campak di Indonesia, Kemenkes Kejar Vaksinasi Ganda

Sejauh tahun ini, 170 negara telah melaporkan 112.163 kasus campak kepada WHO. Sementara tahun lalu, dari 163 negara hanya melaporkan 28.124 kasus.

 "Lonjakan dalam jumlah kasus juga terjadi di negara-negara dengan cakupan vaksinasi keseluruhan yang tinggi, termasuk Amerika Serikat," kata WHO.

 WHO melanjutkan, penyakit ini telah menyebar dengan cepat di antara kelompok orang yang tidak divaksinasi. Walikota New York mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat di bagian Brooklyn minggu lalu, setelah wabah campak muncul di komunitas Yahudi ultra-Ortodoks, di mana beberapa telah menolak vaksinasi dengan alasan agama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya