Menari Bisa Deteksi Gangguan Irama Jantung

Ilustrasi serangan jantung.
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Fibrilasi Atrium (FA) merupakan penyakit distrik jantung yang sering ditemui di Indonesia. Diduga ada sekitar 2,2 juta orang yang menderita FA.

Keluarga Ungkap Penyebab Meninggalnya Sopyan Dado, Punya Riwayat Diabetes Hingga Sakit Jantung

Secara umum, fibrilasi atrium adalah kelainan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung tidak teratur baik cepat maupun lambat. Hampir 40 persen kejadian stroke dilaporkan berhubungan dengan adanya FA. Hal ini dapat terjadi karena pada FA terdapat kemudahan untuk terbentuk gumpalan darah di serambi jantung.

"Bila gumpalan darah tersebut lepas maka umumnya akan tersangkut di pembuluh otak, sehingga menimbulkan sumbatan dan menyebabkan stroke iskemik," ungkap Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP dalam siaran pers yang diterima VIVA, Selasa, 26 Juni 2019.

Mantan Istri Bersyukur Bisa Dampingi Donny Kesuma di Masa Kritis

Padahal, menurut Yoga, fibrilasi atrium seringkali mengakibatkan terjadinya komplikasi yang fatal. Penyakit ini pada akhirnya memerlukan biaya pelayanan kesehatan yang cukup tinggi.

Selain itu, fibrilasi atrium juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian jantung mendadak pada penderita sakit jantung. Oleh sebab itu, deteksi dini pada penyakit ini menjadi sangat penting untuk menghindari komplikasi yang makin fatal.

Sebelum Meninggal, Donny Kesuma Ngaku Tekuni Pekerjaan di Dunia Malam Selama 20 Tahun

Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang tahu bagaimana cara mendeteksi penyakit tersebut. Padahal,menurut Yoga,  penyakit ini bisa dideteksi secara dini lebih mudah dengan melakukan Meraba Nadi Sendiri (Menari).

"Caranya mudah, genggam pergelangan tangan, kemudian rabalah dengan jari telunjuk, tengah dan manis tonjolan tulang di bagian bawah pangkal ibu jari. Lalu geser sedikit ke arah tengah pergelangan, setelah itu rasakan denyutan dan hitung dalam 30 detik," kata Yoga menjelaskan. 

Jika denyutan Anda tidak teratur atau jumlah denyutan di atas 50 atau di bawah 30, hal itu wajib diwaspadai sebagai gangguan irama jantung. Selain itu, salah satu yang juga sering ditanyakan oleh masyarakat ialah perihal waktu yang tepat untuk Menari. Lantas kapan waktu yang tepat untuk melakukannya? 

"Menari menariknya mudah dilakukan dan kapan saja, sehingga tidak aturan tertentu kapan saja bisa dilakukan kalau merasa gangguan irama jantung. Misal sedang jalan denyutnya tidak nyaman dan teratur bisa melakukan menari," ungkap Dokter Spesialis Jantung Dan Pembuluh Darah, dr. Agung Fabian Chandranegara, Sp.JP.

Meski demikian, ia menyarankan agar dilakukan dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi lebih teratur. Dengan demikian, jika ada kelainan pada irama jantung, hal ini bisa segera dibawa ke tenaga medis profesional. (rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya