Dugaan KLB Penularan Hepatitis A di Pacitan Akibat Sumber Air

Ilustrasi organ hati.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia masih terus mencari tahu sumber penyebaran virus Hepatitis A di Pacitan, Jawa Timur. Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, sejauh ini ada dua dugaan media penularan penyakit tersebut, yakni air dan makanan. 

KLB PSSI Sumut Digelar Usai PON 2024

"Jadi di sana itu terdapat sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat yang berasal dari sungai Sukorejo, sepanjang aliran sungai banyak limbah rumah tangga yang mengalir ke sungai," ungkap Anung, saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Senin, 1 Juli 2019. 

Anung melanjutkan, Air sungai tersebut didistribusikan melalui mobil tangki untuk di jual kemasyarakat. Air tersebut, lanjut Anung, digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih.

Kasus DBD Meningkat Drastis, DPR Ingatkan Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya

"Daerah yang mengalami KLB Hepatitis A secara geografis daerah pegunungan dan saat ini sedang mengalami musim kemarau sehingga kesulitan mendapat air bersih.Kemudian juga terdapat depo air minum isi ulang, tetapi tidak semua masyarakat mengkonsumsi air tersebut," ungkap Anung. 

Sehingga media air itu diduga kuat menjadi salah satu sumber penyebaran penyakit Hepatitis A di Pacitan. Sementara, untuk makanan sendiri, Anung menduga bahwa penyebaran penyakit itu salah satunya berasal dari Cincau. 

Pemerintah Tebar Insentif Kendaraan Listrik hingga 10 Persen, Intip Simulasinya

"Pada saat Bulan Ramadhan masyarakat sekitar kasus banyak mengkonsumsi Jangelan/Cincau yang dibawa oleh pedagang keliling, sementara media yang digunakan berupa air diduga mengunakan air yang tidak dimasak, tetapi perlu dilakukan analisis epidemiologi lebih lanjut," kata Anung. 

Selain itu, lanjut dia, di Pacitan sendiri ada kebiasaan masyarakat saat bulan Ramadhan melakukan kegiatan berbuka bersama di Masjid. Kala itu masing-masing keluarga membawa makanan minuman dan dikonsumsi bersama serta dibawa pulang ke rumah. Hal ini juga diduga kuat menjadi media penyebaran. 

"Dugaan lainnya, makanan yang disajikan pada saat kegiatan syukuran atau hajatan pada periode sebelum, pada saat, dan sesudah event lebaran. Faktor ini yang diduga menjadi media penyebaran kasus," kata dia. 

Sebagai infomasi, hingga 30 Juni 2019, jumlah kasus Hepatitis A, di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mencapai 957 orang dan tidak ada kematian. Kasus pertama sendiri ditemukan pada 28 Mei 2019 lalu.(rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya