5.800 Bayi Indonesia Lahir dengan Bibir Sumbing, Apa Penyebabnya?

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Keberadaan anak dengan bibir dan lelangit sumbing merupakan salah satu beban masalah kesehatan yang kadang terabaikan. Padahal, menurut Oganisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari 500-700 bayi baru lahir mengalami kelainan bibir dan lelangit sumbing.

Mengenal Fistula Palatum, Luka Terbuka di Langit-langit Mulut

Di Indonesia sendiri diperkirakan terdapat 5.800 bayi lahir dengan bibir dan lelangit sumbing. Seperti diungkapkan oleh dokter spesialis bedah plastik, dr Kristaninta Bangun, SpBP-RE(K), bibir dan lelangit sumbing termasuk kelainan kraniofasial yang penyebabnya multifaktorial.

"Kelainan ini terjadi akibat kegagalan pembentukan bibir dan lelangit pada minggu ke-4 hingga 6 masa kehamilan. Akibatnya, terdapat celah pada bibir dan lelangit sang bayi," ungkap Kritaninta saat jumpa media di Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 12 Juli 2019.

Anak Dengan Kelainan Sumbing Dapat Tumbuh Secara Normal

Sayangnya, menurut dia, penyebab dari bibir sumbing sendiri masih belum diketahui. Ini karena faktor penyebabnya multifaktorial atau berasal dari banyak faktor.

"Kalau kelainan bawaan itu akan terjadi trimester pertama. Kemudian juga bisa dari asupan gizi, kekurangan asam folat, vitamin lain atau faktor paparan lingkungan seperti polusi atau rokok," ungkap dia.

Wapres Ma'ruf Apresiasi Operasi Katarak yang Digelar MIND ID di Mimika, Puluhan Warga Ikut Serta

Selain itu, mengonsumsi obat-obatan yang merusak pembentukan bagian tubuh seperti obat epilepsi dan obat jerawat saat hamil juga diduga terkait menjadi salah satu penyebab terjadinya bibir sumbing. Hingga kini beberapa faktor lainnya juga masih diteliti.

Meski demikian, untuk faktor eksternal, seperti faktor lingkungan dan obat-obatan, menurut Kristaninta, sebenarnya bisa diminimalisir. Sayangnya, untuk faktor genetik yang masih sulit untuk dihindari.

"Untuk faktor genetik itu kemungkinannya sebesar 5 persen, jadi misal orang tua atau kakeknya juga mengalami bibir sumbing, ada kemungkinan anak yang dilahirkan juga mengalami hal yang sama," ujarnya.

Untuk itu, Kepala Unit Pelayanan Khusus Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI ini menjelaskan bahwa pada peringatan bulan Juli sebagai Bulan Kepedulian Bibir dan Lelangit Sumbing untuk meningkatkan kesadaraan masyarakat terhadap kondisi bibir dan lelangit sumbing dan akibat yang dapat ditimbulkannya.

"Sehingga hal ini diharapkan dapat membantu para orang tua yang memiliki anak dengan kelainan bibir dan lelangit sumbing untuk mendapatkan informasi serta penatalaksanaan multidisiplin yang tepat," kata dia.(nsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya