Tak Diketahui Penyebabnya, Ini Cara Hindari Bibir Sumbing saat Hamil

ilustrasi bayi.
Sumber :
  • Pixabay/woodypino

VIVA – Penyebab terjadinya bibir sumbing yang dialami banyak bayi di seluruh dunia dan khususnya Indonesia hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Beberapa dokter menduga bahwa hal ini terjadi karena sejumlah faktor atau disebut multifaktorial. 

Mengenal Fistula Palatum, Luka Terbuka di Langit-langit Mulut

Dokter spesialis bedah plastik, dr Kristaninta Bangun, SpBP-RE(K) mengungkapkan bahwa bibir sumbing bisa terjadi karena faktor genetik, gender diabetes, obesitas dan paparan zat tertentu selama masa kehamilan. 

"Kalau kelainan bawaan itu akan terjadi trimester pertama. Kemudian juga bisa dari asupan gizi, kekurangan asam folat vitamin lain atau faktor paparan lingkungan seperti polusi atau rokok," ungkap  Kristaninta saat ditemui di Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat 12 Juli 2019.

Anak Dengan Kelainan Sumbing Dapat Tumbuh Secara Normal

Dengan mengetahui dugaan faktor penyebabnya, orangtua sebenarnya bisa meminimalisir terjadinya kelainan bibir sumbing pada saat mengandung si kecil. Sayangnya, kesadaran masyarakat mengenai bibir sumbing sendiri masih tergolong rendah. 

“Kami berpesan kepada setiap wanita usia reproduktif dan ibu hamil khususnya, agar dapat menurunkan risiko bayi yang dikandung menderita kelainan bibir dan lelangit sumbing, kiranya dapat lebih memperhatikan asupan gizi selama kehamilan, seperti mengkonsumsi makanan kaya asam folat, menerapkan pola hidup sehat di masa kehamilan, menghindari konsumsi obat-obatan dan alkohol serta menghindari kebiasaan merokok”, ujar Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K). 

Wapres Ma'ruf Apresiasi Operasi Katarak yang Digelar MIND ID di Mimika, Puluhan Warga Ikut Serta

Sementara Dokter Rehabilitasi Medik dr. Luh K. Wahyuni, SpKFR (K) mengajak para orangtua dan masyarakat untuk dapat mengenali secara dini kelainan bibir dan lelangit sumbing. Sehingga masyarakat bisa mendapat akses ke pelayanan kesehatan yang efektif sejak dini untuk mendapatkan hasil yang baik.

"Jadi tidak hanya secara estetika, namun juga secara fungsional, sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif," kata Luh. 

Sebagai informasi, data World Health Organization menyatakan bahwa satu dari 500-700 dari bayi baru terlahir dengan adanya bibir dan lelangit sumbing. Di sendiri Indonesia terdapat 5800 bayi lahir dengan bibir dan lelangit sumbing. (rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya