5 Bahaya Polusi Udara di Jakarta, Bisa Picu Kematian

Gedung Pencakar Langit Jakarta
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA – DKI Jakarta disebut sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan data sebuah survei baru-baru ini. Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan polusi udara di Jakarta disebabkan banyak faktor, di antaranya transportasi, industri, dan pengelolaan sampah.

Termasuk Polusi Udara, Ini 10 Penyebab Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui

"Ini (polusi udara di Jakarta) disebabkan banyak faktor, salah satunya transportasi. Saya juga mengatakan industri, selanjutnya bagaimana kemudian kita sendiri mengelola sampah,” kata Menkes Nila dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Senin, 29 Juli 2019.

Terkait sampah, lanjut Menkes, terkadang pengelolaannya ada yang dibakar. Dari sisi kesehatan, kalau sampah yang dibakar itu adalah plastik, akan menyebabkan gas pembawa penyakit.

Kendaraan Operasional Timnas Indonesia Bakal Full Listrik

"Karbon monoksida yang akan membuat lubang ozon rusak, akhirnya kita kena sinar ultra violet yang bahaya penyakitnya akan banyak, seperti kanker dan katarak," ucap Menkes.

Berikut berbagai bahaya polusi udara pada tubuh dikutip dari berbagai sumber.

Pemerintah Berencana Naikkan Pajak Kendaraan Bermotor

1. Kanker paru

"Lingkungan yang banyak asap rokok serta polusi udara dari kendaraan dan limbah pabrik di tempat tinggal sangat erat kaitan dengan kanker paru. Paparan udara berlangsung terus menerus dan bisa mengaktifkan sel kanker di paru," ujar direktur medik dan keperawatan rumah sakit kanker dharmais, Dr. dr. Nina Kemala Sari SpPD. K-Ger.MPH., dalam temu media di kawasan Kuningan, Jakarta.

Lingkungan yang memiliki limbah pabrik, paparan pestisida, serta asap dari obat nyamuk dan rokok membuat tubuh seseorang cenderung mudah mengubah sel normal menjadi kanker. Perubahan tersebut bisa terjadi dalam hitungan tahun terlebih dengan kepadatan penduduk di Jakarta.

"Kita enggak bisa bilang polusi dapat sebabkan kanker dalam waktu tiga tahun. Tapi semua juga bergantung pada kepadatan penduduk. Faktor-faktor itu bisa memicu kanker setidaknya dalam beberapa belas tahun mendatang," katanya lagi.

2. Daya tahan tubuh menurun

Tinggal dan beraktivitas di Ibu Kota Jakarta membuat paparan polusi ke tubuh semakin terasa. Hal ini bisa memicu dampak buruk pada tubuh, salah satunya dengan mengikis sumber antioksidan di dalam tubuh.

"Tinggal di Ibu Kota yang banyak polusi serta perubahan cuaca membuat daya tahan tubuh menurun. Polusi akan sebabkan oksidatif stres di mana antioksidan di tubuh bisa berkurang," ujar Medical Advisor of PT Bayer Indonesia, Dr. Suci Sutinah Diah Suksmasari, di kawasan Gandaria, Jakarta.

Menurunnya antioksidan di tubuh dapat menurunkan daya tahan tubuh. Untuk itu, konsumsi suplemen dalam menjaga kesehatan tubuh, sangat berperan besar.

3. Mata kering

Masalah penglihatan yang paling sering dilaporkan yang kemungkinan besar terkait dengan polusi udara adalah mata kering. Ini sangat umum di tempat-tempat seperti Beijing, di mana polusi udara ditemukan dalam bentuk kabut asap (kombinasi asap dan kabut). Kabut mungkin tidak cukup berbahaya, tetapi asap bisa sangat berbahaya bagi mata.

Meskipun penyebab pasti mengapa polusi menyebabkan mata kering belum ditemukan, para peneliti menyarankan bahwa itu mungkin ada hubungannya dengan kurangnya kelembapan di daerah yang sangat tercemar. Daerah dengan kelembapan yang lebih tinggi cenderung menderita mata kering terkait polusi.

4. Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Jika Anda terpapar pada tingkat polusi yang tinggi, misalnya di jalan yang sibuk atau selama episode polusi tinggi, Anda mungkin mengalami gejala langsung. Ini termasuk saluran udara yang teriritasi, merasa kehabisan napas dan batuk.

Jika Anda memiliki kondisi paru-paru kurang baik, polusi tingkat tinggi juga dapat menyebabkan eksaserbasi gejala Anda, seperti serangan asma atau COPD flare-up. Orang-orang dengan asma mungkin memperhatikan bahwa mereka perlu menggunakan inhaler pereda mereka lebih dari normal ketika polusi tinggi.

5. Kematian

Para peneliti menemukan bahwa itu menyebabkan sekitar 790.000 kematian tambahan di seluruh Eropa pada 2015 dan 659.000 kematian di 28 Negara Anggota Uni Eropa (EU-28). Dari kematian ini, antara 40-80 persen disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (CVD), seperti serangan jantung dan stroke. Polusi udara menyebabkan kematian dua kali lipatnya dari CVD yang diakibatkan penyakit pernapasan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya