Badan POM AS Ternyata Sudah Lama Peringatkan Bahaya Ranitidin

Ilustrasi obat/suplemen.
Sumber :
  • pixabay/pexels

VIVA –  Jika kabar penarikan  ranitidin oleh Badan Pengawasa Obat dan Makanan Republik Indonesia baru ramai pada awal Oktober 2019. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Seriat telah melakukan hal serupa pada pertengahan September 2019.

Dalam pernyataaannya, BPOM Amerika Serikat telah mempelajari bahwa beberapa obat ranitidin, termasuk beberapa produk yang dikenal sebagai obat bermerek Zantac, mengandung  nitrosamin yang disebut N-nitrosodimethylamine (NDMA) pada tingkat rendah. NDMA diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen manusia (zat yang dapat menyebabkan kanker) berdasarkan hasil dari tes laboratorium.

NDMA dikenal sebagai pencemar lingkungan dan ditemukan dalam air dan makanan, termasuk daging, produk susu, dan sayuran. BPOM Amerika telah menyelidiki NDMA dan kotoran nitrosamin lainnya dalam obat tekanan darah dan gagal jantung yang disebut Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs) sejak tahun lalu.

Dikutip laman FDA, dalam kasus ARB, FDA telah merekomendasikan banyak penarikan karena menemukan kadar nitrosamin yang tidak dapat diterima. Ketika agen mengidentifikasi masalah, dibutuhkan tindakan yang tepat dengan cepat untuk melindungi pasien.

FDA sedang mengevaluasi apakah rendahnya tingkat NDMA di ranitidine menimbulkan risiko bagi pasien. FDA mengatakan akan terus memperbaharui informasi. BPOM Amerika mengatakan, bahwa pasien harus dapat mempercayai bahwa obat-obatan mereka seaman mungkin dan bahwa manfaat dari mengambilnya lebih besar daripada risiko apa pun untuk kesehatan mereka.

 Meskipun NDMA dapat menyebabkan kerusakan dalam jumlah besar, level yang ditemukan FDA dalam ranitidin dari tes pendahuluan hampir tidak melebihi jumlah yang mungkin ditemukan dalam makanan umum.

Ranitidin adalah obat bebas dan resep yang dijual bebas. Ranitidin adalah H2 (histamin-2) blocker, yang mengurangi jumlah asam yang dibuat oleh lambung. Ranitidin yang dijual bebas disetujui untuk mencegah dan meredakan mulas yang berhubungan dengan konsumsi asam dan perut asam.

Ranitidin resep disetujui untuk berbagai indikasi, termasuk pengobatan dan pencegahan bisul perut dan usus serta pengobatan penyakit refluks gastroesofageal.

BPOM AS Gunakan Kotoran Manusia untuk Pengobatan
Ilustrasi makanan.

FDA Usulkan Larangan Bahan Tambahan Makanan Berbahaya yang Digunakan Selama Satu Abad

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS sedang mempertimbangkan untuk melarang minyak nabati brominasi, bahan tambahan makanan yang baru-baru ini dianggap melanggar hukum.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2023