Minum Susu Sapi Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara, Benarkah?
- U-Report
VIVA – Kanker payudara merupakan momok menakutkan terutama bagi wanita. Hal ini lantaran penyakit ini menjadi pembunuh nomer satu bagi kaum wanita.
Kanker payudara muncul akibat adanya kerusakan DNA yang menyebabkan sel-sel bertambah ganas. Ada banyak yang memicu kerusakan ini, salah satu yang paling umum adalah pola gaya hidup tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan atau minuman yang kurang sehat.
Sebut saja makanan dengan lemak trans dan lemak jenuh, konsumsi daging merah hingga makanan cepat saji alias junk food. Namun baru-baru ini sebuah penelitan baru yang dimuat oleh FMT, AS menyebut bahwa minum susu sapi dalam jumlah sedang setiap hari dapat meningkatkan peluang seseorang terkena kanker payudara.
Dilansir dari laman World of Buzz, penelitan yang dilakukan di Universitas Kesehatan Loma Linda ini memantau lebih dari 52 ribu wanita dengan usia rata-rata 57 tahun, dan mengevaluasi diet mereka menggunakan kuesioner frekuensi makanan.
Dari penelitian itu diketahui bahwa, minum 1/4 hingga 1/3 cangkir susu per hari dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 30 persen. Sedangkan meminum satu cangkir susu sapi dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 50 persen.
Dalam penelitian itu juga menyebut, seseorang yang mengonsumsi dua hingga tiga cangkir susu sapi dalam satu hari dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara hingga 70 - 80 persen.
Selain itu, dalam penelitan ini juga mengungkapkan tidak adanya hubungan yang jelas antara produk kedelai dan kanker payudara, atau olahan susu seperti keju dan yogurt dengan kanker payudara.
Karena fakta bahwa penelitian ini hanya observasional, peneliti belum mendefinisikan hubungan sebab dan akibat antara susu dan risiko kanker payudara.
"Bukti yang cukup kuat bahwa susu baik susu atau faktor lain yang terkait erat dengan minum susu sapi adalah penyebab kanker payudara pada wanita," kata penulis makalah itu, mencatat bahwa itu bisa dikaitkan dengan kandungan hormon seks dalam susu dengan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini.
