- Pixabay
VIVA – Di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai ditetapkan hari ini di Jakarta, karena pandemi virus corona atau COVID-19, tidak sedikit masyarakat yang punya stock beberapa bahan makanan. Mulai dari daging, makanan beku, sayur hingga buah. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami tata cara penyimpanan bahan makanan tersebut agar tidak cepat rusak. Lal, bagaimana cara menyimpan beberapa bahan makanan tersebut?
Berikut ini cara penyimpanannya menurut spesialis gizi klinis, dr. Verawati Sudarma, MGizi, SpGK dalam program Hidup Sehat tvOne, Kamis, 9 April 2020.
Untuk bahan makanan seperti daging, penting untuk langsung mencucinya hingga bersih. Setelah dicuci bersih, keringkan menggunakan papper towel atau taruh di wadah yang berlubang. Diamkan hingga benar-benar kering. Setelah kering, masukkan dalam zipper bag atau wadah kontainer.
"Kalau masuk ke dalam wadah kontainer atau zipper bag, diperkirakan sekali masak seberapa banyak. Karena tidak disarankan setelah kita freeze, kita turunkan kemudian dimasukkan (ke kulkas) lagi,” katanya.
“Itu tidak dianjurkan. Jadi dipisahkan dahulu sebelum masuk, berapa banyak yang akan digunakan," tambahnya.
Dia menjelaskan, bahan makanan seperti ikan atau daging yang disimpan di dalam freezer dapat bertahan selama 4 hingga 12 bulan.
"Tapi disarankan konsumsi hanya sampai 4 bulan saja yang tadi disimpan di freezer itu. Jangan lupa beri tanggal kapan belinya. Seperti ikan salmon itu untuk 2-3 bulan konsumsi. 2-3 hari kalau disimpan di bawah freezer," jelas dia.
Untuk menyimpan buah, masyarakat harus memperhatikan jenis buah yang akan disimpan. Misalnya untuk tomat dan pisang, jangan simpan di kulkas. Melainkan disimpan di suhu ruangan.
"Kalau disimpan di kulkas akan mengerut, akan berkurang massanya. Kalau disimpan di suhu ruangan akan bertahan 3 hingga 5 hari. Sedangkan untuk semangka, melon dan apel dapat bertahan selama satu minggu dengan syarat penyimpanannya benar," tutupnya.
