Jangan Keliru, Gejala COVID-19 pada Anak Bukan Ditandai dengan Batuk

Corona Virus COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Para ahli dan ilmuwan kesehatan telah mempelajari sejauh mana virus corona atau COVID-19 memengaruhi anak-anak dibanding dengan orang dewasa. Kasus yang dilaporkan pada anak jauh lebih sedikit, di mana sebagian besar anak tertular dari orang yang tinggal bersama mereka. 

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Virus SARS-Cov-2 biasanya menyebabkan infeksi yang lebih ringan pada anak dibanding orang dewasa atau orang yang lebih tua. 

Dilansir dari laman Boldsky, dalam sebuah studi baru-baru ini, ditemukan bahwa infeksi virus corona pada anak mungkin tidak dimulai dengan batuk, seperti yang diyakini sebelumnya, tetapi gejalanya adalah diare. Hingga kini, para peneliti dan pakar kesehatan hanya mengaitkan gejala pernapasan seperti batuk dengan penyakit COVID-19 pada anak-anak.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Baca juga: Terapi Plasma Darah Kembali Terbukti Ampuh Lawan Corona COVID-19

Namun, sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam Frontiers in Pediatrics menunjukkan bahwa anak-anak yang menderita diare, dibarengi dengan demam dan memiliki riwayat kontak dengan virus corona, harus dicurigai terinfeksi COVID-19. 

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Studi ini menambahkan bahwa gejala gastrointestinal yang dilaporkan beberapa anak mengisyaratkan pontensi infeksi SARS-Cov-2 melalui saluran pencernaan. Gejala-gejala ini bisa jadi akibat dari kesamaan antara sel-sel yang diserang oleh virus corona. Artinya, jenis reseptor dalam sel paru-paru yang ditargetkan oleh virus juga dapat ditemukan di usus.

"Sangat mudah untuk melewatkan diagnosis pada tahap awal ketika seorang anak memiliki gejala non-pernapasan atau menderita penyakit lain. Berdasarkan pengalaman kami dalam menangani COVID-19, di daerah di mana virus ini menjadi epidemi, anak-anak yang menderita gejala saluran pencernaan, terutama dengan demam dan atau pernah memiliki riwayat kontak dengan pasien positif penyakit ini, harus dicurigai terinfeksi virus ini," kata salah satu peneliti dalam studi. 

Sementara anak-anak memiliki gejala COVID-19 yang ringan atau relatif tersembunyi, kebanyakan dari mereka memiliki masalah pencernaan, demikian menurut para ahli kesehatan, yang meneliti gejala penyakit virus corona pada anak-anak. 

Para peneliti menambahkan bahwa gejala gastrointestinal yang serupa, yang juga telah dicatat pada pasien dewasa, terlihat seperti rute tambahan infeksi virus corona. Artinya, masalah pencernaan dapat mengungkapkan jalur transmisi baru yang terkait dengan infeksi COVID-19 pada manusia. 

Virus corona memengaruhi tubuh manusia melalui reseptor ACE2 (enzim). Dan sebagaimana sel-sel tertentu di paru-paru dan usus memilikinya, dapat ditunjukkan bahwa COVID-19 dapat menginfeksi pasien tidak hanya melalui saluran pernapasan dalam bentuk droplet, tetapi juga melalui saluran pencernaan melalui kontak atau transmisi feses-oral. 

Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami apakah hal yang sama dapat terjadi juga pada orang dewasa. Para peneliti menambahkan, meskipun tes COVID-19 kadang-kadang dapat menghasilkan pembacaan positif palsu, 4 dari 5 anak yang memiliki gejala yang sama menunjukkan diare dapat menjadi gejala pertama. 

"Kami melaporkan lima kasus COVID-19 pada anak yang menunjukkan gejala non-pernapasan sebagai manifestasi pertama setelah masuk ke rumah sakit. Insiden dan fitur klinis dari kasus serupa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada lebih banyak pasien," tambah mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya