Dokter Akui Pelonggaran PSBB Picu Gelombang Kedua

Kehidupan Baru 'New Normal', aktifitas normal dengan mematuhi Protokol Kesehatan. (Illustration: ratunugraheni)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Banyak pakar dan ahli yang memprediksi gelombang kedua pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19 bakal lebih besar dibanding gelombang pertama. Prediksi itu juga timbul bersamaan dengan kebiasaan mudik hari raya idul fitri dan masih dilakukan masyarakat meski pemerintah telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dengan melakukan mudik, banyak masyarakat dari ibukota, yang tanpa sadar sudah terserang virus corona SARS-CoV-2 dan tak bergejala lantas 'membawanya' ke daerah. Sehingga penularan virus tersebut semakin meluas dan menambah panjang daftar kasus konfirmasi positifnya.

Risiko gelombang kedua itu turut meningkat seiring menguatnya pembahasan soal new normal di Indonesia. Saat ini, diketahui beberapa daerah sudah menyatakan mencabut pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Setelah pelonggaran karantina sangat mungkin terjadi gelombang kedua. Pada saat pandemi flu spanyol, itu terjadi gelombang kedua," ujar dokter spesialis penyakit dalam, dr Robert Shinto SpPD-KPTI, di acara Hidup Sehat, tvOne, Rabu 3 Juni 2020.

Dokter Robert mengatakan bahwa penting masyarakat untuk belajar dari sejarah flu spanyol di tahun 1917 silam. Saat itu, lanjutnya, gelombang kedua terjadi setelah masyarakat beraktivitas seperti sedia kala.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Lebih lanjut, di saat pandemi COVID-19, perkembangan dunia transportasi sudah melejit drastis dibanding masa Flu Spanyol. Sehingga, kemungkinan gelombang kedua di berbagai negara bisa terjadi kapan saja.

"Kalau dulu transportasi terbatas, sekarang sangat luas. Kemarin virusnya di Cina, besok di negara Eropa, dan seterusnya. Jadi gelombang kedua sangat mungkin terjadi jika tak ada pencegahan dengan baik," tutur dia.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024