Dokter Reisa Sebut Rokok Lebih Mematikan Dibanding COVID-19

Ilustrasi perokok dewasa.
Sumber :

VIVA – Juru bicara pemerintah untuk COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro membandingkan tingkat kematian antara merokok dan penyakit yang berasal dari virus corona jenis baru. Menurutnya, bahaya merokok jauh lebih parah dibanding COVID-19. 

Bea Cukai Langsa Hentikan Peredaran Rokok Ilegal di Aceh Tamiang

Dokter sekaligus presenter itu tengah menjadi bintang tamu dalam salah satu konten di kanal YouTube dokter spesialis jantung, dr. Vito Damay SpJP(K). Kala itu kedua dokter itu berbincang santai mengenai mitos yang kerap hadir di sekitar masyarakat.

Awalnya, dokter Vito menuturkan mengenai kematian akibat penyakit jantung. Dari pengalamannya, kasus kematian akibat serangan jantung jauh lebih banyak dan mematikan.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Serangan jantung sendiri, kata Vito, bisa disebabkan oleh beberapa hal termasuk merokok. Tak hanya itu, stroke dan kerusakan paru bisa menjadi dampak yang dipicu oleh merokok dalam jangka panjang.

"Rokok juga menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis. Sekarang orang takut COVID-19. Padahal rokok juga bisa sebabkan penyakit yang lebih berbahaya," ujar dokter Vito.

Benarkah Nikotin Biang Keladi Masalah Kesehatan Akibat Merokok? Cek Faktanya

Menimpali hal itu, dokter Reisa setuju akan bahaya rokok pada tubuh yang sudah terbukti dari berbagai penelitian. Bahkan, katanya, kematian akibat rokok bisa lebih besar peluangnya dibanding COVID-19.

"Faktor risiko kematian rokok lebih tinggi dibanding COVID-19. COVID-19 cuma 2 persen (fatalitasnya). Rokok bisa lebih tinggi," ujar Reisa.

Pita Cukai RI buatan Peruri dengan TKDN 100 persen. (ilustrasi)

Kenaikan Cukai Rokok Terlalu Tinggi, Pengamat Nilai Penerimaan Negara Jadi Tak Optimal

Kebijakan kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang terlalu tinggi dinilai tidak efektif untuk mengendalikan konsumsi, hingga dan mengoptimalisasi penerimaan negara.

img_title
VIVA.co.id
27 Maret 2024