Dokter Reisa Sebut Rokok Lebih Mematikan Dibanding COVID-19

Ilustrasi perokok dewasa.
Sumber :

VIVA – Juru bicara pemerintah untuk COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro membandingkan tingkat kematian antara merokok dan penyakit yang berasal dari virus corona jenis baru. Menurutnya, bahaya merokok jauh lebih parah dibanding COVID-19. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Dokter sekaligus presenter itu tengah menjadi bintang tamu dalam salah satu konten di kanal YouTube dokter spesialis jantung, dr. Vito Damay SpJP(K). Kala itu kedua dokter itu berbincang santai mengenai mitos yang kerap hadir di sekitar masyarakat.

Awalnya, dokter Vito menuturkan mengenai kematian akibat penyakit jantung. Dari pengalamannya, kasus kematian akibat serangan jantung jauh lebih banyak dan mematikan.

Pasal Tembakau di RPP Kesehatan Dinilai Ancam Pelaku Usaha dan Budaya Indonesia

Serangan jantung sendiri, kata Vito, bisa disebabkan oleh beberapa hal termasuk merokok. Tak hanya itu, stroke dan kerusakan paru bisa menjadi dampak yang dipicu oleh merokok dalam jangka panjang.

"Rokok juga menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis. Sekarang orang takut COVID-19. Padahal rokok juga bisa sebabkan penyakit yang lebih berbahaya," ujar dokter Vito.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Menimpali hal itu, dokter Reisa setuju akan bahaya rokok pada tubuh yang sudah terbukti dari berbagai penelitian. Bahkan, katanya, kematian akibat rokok bisa lebih besar peluangnya dibanding COVID-19.

"Faktor risiko kematian rokok lebih tinggi dibanding COVID-19. COVID-19 cuma 2 persen (fatalitasnya). Rokok bisa lebih tinggi," ujar Reisa.

 

 

 

Bea Cukai terus berupaya mencegah peredaran rokok ilegal

Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal di Jember dan Banyuwangi

Bea Cukai terus berupaya mencegah peredaran rokok ilegal di Jember dan Banyuwangi. Upaya ini diwujudkan melalui langkah strategis, seperti sosialisasi kepada masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024