Benarkah COVID-19 Tingkatkan Risiko Keguguran dan Cacat pada Bayi?

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Stocksnap

VIVA – Masih banyak informasi simpang siur terkait virus corona atau COVID-19 ini. Dikarenakan ini tergolong virus jenis baru, sifat dari virus inipun belum banyak terungkap. Pengetahuan yang didapat seputar virus ini sekarang, bisa jadi akan berubah di masa depan. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Terkait risiko penyakit COVID-19, ada anggapan yang santer terdengar bahwa tidak disarankan hamil di masa pandemi, karena ibu hamil lebih rentan terinfeksi virus. Mengenai hal ini, Spesialis Kandungan, dr. Ari Waluyo, Sp.OG, memberikan tanggapannya. 

"Ibu hamil sebenarnya mempunyai risiko yang sama untuk mendapatkan infeksi virus corona. Jadi, tidak ada perbedaan antara ibu hamil dan tidak hamil," ujarnya saat tayangan Hidup Sehat di tvOne, Selasa 16 Juni 2020.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Namun secara umum, Ari menjelaskan imunitas pada ibu hamil cenderung menurun. Jadi, beberapa penyakit virus jika terkena pada ibu hamil, biasanya lebih berat. Oleh karena itu, ibu hamil diminta untuk lebih berhati-hati. 

Selain itu, ada juga mitos yang berkembang di masyarakat yang menyatakan bahwa COVID-19 dapat meningkatkan risiko keguguran dan cacat pada bayi. Mitos atau fakta ya? 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Sementara mitos. Ini penyakit baru dan sejauh ini belum ada data yang menunjukkan bahwa COVID-19 bisa menyebabkan kecacatan. Begitu juga dengan keguguran, itu belum ada fakta," lanjut dia. 

Namun, Ari tidak memungkiri sudah ada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa saat ibu hamil memasuki trimester ketiga dengan infeksi berat, bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Tapi, meski mitos, ibu hamil tetap tidak boleh lengah di masa pandemi ini. 

"Tapi tetap harus hati-hati, karena secara umum memang COVID-19 ini kan menyerang di saluran napas. Tapi banyak juga yang menyerang pembuluh darah dan lain-lain, pembekuan darah juga. Jadi, mungkin saja bisa memengaruhi janin juga," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya