WHO: Dexamethasone Efektif Pada Pasien COVID-19 yang Kritis

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/topntp26

VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik hasil uji klinis awal dari Inggris (UK) yang menunjukkan dexamethasone, kortikosteroid, dapat menyelamatkan nyawa pasien COVID-19. Perlu digarisbawahi, obat tersebut hanya efektif pada pasien kritis atau gejala berat.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Dikutip dari laman WHO, untuk pasien yang menggunakan ventilator, pengobatan terbukti mengurangi kematian sekitar sepertiganya. Dan untuk pasien yang memakai oksigen tambahan, angka kematiannya berkurang sekitar seperlima.

Baca juga: COVID-19 Bisa Menyebar di Toilet, Terhirup Saat Bilas Kloset

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Ini adalah berita bagus dan saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Inggris, Universitas Oxford, dan banyak rumah sakit dan pasien di Inggris yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah yang menyelamatkan jiwa ini," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sehingga, WHO menegaskan bahwa manfaat obat dengan harga terjangkau itu hanya terlihat pada pasien sakit parah dengan COVID-19. Studi juga tidak diamati pada pasien dengan penyakit ringan.

Ini Alasan Mengapa Kasus Virus COVID-19 Melonjak Tinggi di Singapura Hingga 22 Ribu Kasus

“Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi angka kematian pada pasien dengan COVID-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator,” lanjutnya.

Diketahui, dexamethasone adalah obat golongan steroid yang telah digunakan sejak 1960-an untuk mengurangi peradangan dalam berbagai kondisi. Obat ini juga ampuh untuk mengatasi penyakit berat termasuk gangguan peradangan dan jenis kanker tertentu.

Nama obat ini telah terdaftar dalam Daftar Model Obat Esensial WHO sejak 1977 dalam berbagai formulasi, dan saat ini tidak memiliki hak paten. Tak heran, deksametason tersedia dengan harga terjangkau di sebagian besar negara.

Para peneliti tersebut telah membagikan informasi awal tentang hasil uji coba tersebut. WHO saat ini masih menantikan analisis data lengkap dalam beberapa hari mendatang.

WHO juga akan mengoordinasikan cakupan informasi untuk meningkatkan pemahaman kita secara keseluruhan tentang intervensi ini. Panduan klinis WHO akan diperbarui terkait bagaimana dan kapan obat ini harus digunakan dalam COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya