OTG Corona Tulari 70 Orang Tanpa Kontak dan Pertemuan, Kok Bisa?

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Seorang wanita melakukan karantina mandiri setelah kembali ke AS. Namun, secara mengejutkan dia menularkan COVID-19 ke tetangganya, padahal ia tidak pernah melihat apalagi bertemu selama menjalani isolasi. Kasus ini bahkan menyebabkan serangkaian infeksi virus corona di masyarakat yang membingungkan para peneliti. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS, menemukan bahwa elevator berperan dalam transmisi virus corona. Para peneliti mengatakan, benda itu dapat dengan mudah membuat orang terpapar virus, meskipun orang yang terinfeksi tidak ikut bersama orang lain, demikian menurut laporan Business Insider

Dilansir Medical Daily, wanita itu kembali ke AS dari provinsi Heilongjiang di China pada 19 Maret 2020 lalu. Ia tidak menunjukkan gejala COVID-19, tetapi secara sukarela mengisolasi diri di apartemennya dan menghindari kontak dekat dengan orang lain.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Baca juga: Kabar Gembira, Perkembangan Vaksin COVID-19 Sampai Tahap Akhir

Selama karantina, tes antibodinya menunjukkan, dia adalah pembawa virus corona tanpa gejala (OTG). Padahal, orang tersebut tidak pernah mendekati siapapun yang tinggal di gedung itu. Tetapi, tiga minggu setelah kedatangannya, seorang tetangga di lantai bawah dan empat kontak dekatnya ikut terjangkit COVID-19. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Hasil penelitian CDC menunjukkan, tetangganya tersebut kemungkinan tertular COVID-19 saat menggunakan lift di gedung apartemen, setelah wanita asimptomatik (OTG) tersebut menggunakannya. Tetangganya mungkin menyentuh permukaan dan tombol yang sama yang sudah terkontaminasi tetesan virus. 

Orang dengan COVID-19, dapat melepaskan virus ke udara dan permukaan melalui percikan air ketika mereka batuk, bersin atau berbicara. Orang lain kemudian mengontak virus corona dengan menyentuh benda yang terkontaminasi, lalu menyentuh mulut hidung atau mata mereka. 

Hasil studi menunjukkan, virus dapat bertahan hidup pada permukaan stainless steel dan plastik hingga 7 hari. Dan bahan-bahan tersebut, biasanya terdapat di lift. 

Virus corona tidak berhenti menulari tetangganya saja. Infeksi bahkan menjadi berantai dalam komunitas mereka. Seminggu setelah pelancong tersebut kembali ke rumah, tetangga yang terinfeksi menjamu ibu dan pacar ibunya untuk menginap. 

Tiga hari kemudian, ibu dan pacarnya menghadiri pesta. Pada 10 April 2020, enam orang dinyatakan positif mengidap COVID-19. Satu pasien menderita stroke sebelum melakukan tes. Dia pergi ke rumah sakit tempat putra-putranya merawatnya, yang beberapa hari kemudian dinyatakan positif.

Baca juga: Pakar Klaim COVID-19 Picu Peradangan Otak

Mereka bertiga tanpa sadar menularkan virus ke-28 orang, termasuk staf dan pasien lain di rumah sakit. Sang ayah pindah ke rumah sakit kedua dan menyebabkan serangkaian infeksi lain, yang berakhir dengan 70 orang dengan COVID-19 pada pertengahan April. 

Para peneliti mengatakan, semua infeksi itu dapat ditelusuri kembali pada kasus tetangganya. Para ilmuwan dari CDC Tiongkok, mengonfirmasi temuan setelah menguji sampel virus dari pasien dan mereka hampir identik. 

"Hasil kami menggambarkan bagaimana infeksi SARS-CoV-2 asimptomatik tunggal dapat mengakibatkan penularan komunitas secara luas," kata para peneliti dalam studi CDC.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya