WHO: Dampak Virus Corona Akan Terasa Hingga Beberapa Dekade Mendatang

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia alias WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyes
Sumber :
  • WHO

VIVA – Pandemi global virus corona adalah semacam bencana yang efeknya akan bertahan jauh ke masa depan. Demikian pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Jumat lalu.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

"Pandemi adalah krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang," kata Tedros dalam pertemuan komite darurat WHO, dikutip Times of India, Minggu, 2 Agustus 2020. 

Baca Juga: Kabar Gembira, Anjing Bisa Dilatih untuk Mengendus Virus Corona

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Pandemi COVID-19, diketahui telah menewaskan lebih dari 670.000 orang sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, dengan lebih dari 17 juta kasus yang terdiagnosis. 

Amerika Serikat, Brasil, Meksiko dan Inggris, merupakan negara-negara yang sangat terdampak dalam beberapa minggu terakhir akibat COVID-19. Pemerintah mereka pun sedang berjuang untuk keluar dari masalah ini. 

Cerita Anne Avantie Bangkrut, Temukan Kebahagiaan di Tempat Tak Terduga

Sektor ekonomi turut terhantam akibat kebijakan lockdown yang diberlakukan untuk membatasi penyebaran virus ini. Sementara tak sedikit negara lain, pun mengkhawatirkan akan terjadi gelombang kedua. 

Di sisi lain, sekitar 150 perusahaan farmasi sedang berlomba-lomba untuk membuat vaksin. Meskipun vaksin-vaksin tersebut masih belum bisa digunakan hingga awal 2021, demikian pernyataan WHO pada pekan lalu. 

Meskipun pengetahuan tentang virus baru ini sudah berkembang. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan populasi manusia masih tetap rentan. 

"Hasil awal dari penelitian serologi (antibodi) menunjukkan gambaran yang konsisten: sebagian besar orang di dunia tetap rentan terhadap virus ini. Bahkan di daerah yang telah mengalami wabah parah," lanjut dia. 

"Banyak negara yang meyakini bahwa mereka telah melewati masa terburuk tapi sekarang mereka masih bergulat dengan wabah baru. Beberapa negara yang kurang terpengaruh pada minggu-minggu awal, sekarang mengalami peningkatan jumlah kasus dan kematian," kata Tedros.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya