Butuh 7 Tahun untuk Tuntaskan Penyuntikan Vaksin Corona di RI

Uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Meski vaksin COVID-19 akan segera ditemukan, nyatanya untuk memberikan satu dosisnya pada semua masyarakat Indonesia butuh waktu yang tak sedikit. Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Ristekdikti, Prof.Dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK (K) memprediksi, butuh 7 tahun untuk menuntaskan penyuntikannya.

Pandemi COVID-19 Sebabkan Penurunan Angka Harapan Hidup hingga 9 Bulan

Prediksi tersebut mengingat beberapa faktor yang memicu proses penyuntikan vaksin COVID-19.

Salah satunya, Indonesia yang belum mandiri dalam membuat vaksin virus corona sehingga sangat bergantung pada jatah dari kapasitas produksi vaksin dunia.

Outlook Humas Pemerintah 2024: Isu Kesehatan Paling Banyak Dibahas di Media

Baca juga: Fakta Mengejutkan Cincin Berlian Ungu untuk Aurel dari Atta Halilintar

"Belum lagi, kapasitas produksi vaksin di dunia. Kalau indonesia bisa beli dan dikasih jatah 1 minggu hanya 350 dosis, berarti butuh waktu 7 tahun untuk selesai suntik vaksin. Berarti kita yang harus punya kemandirian untuk buat vaksin," ungkap Prof.Dr. Amin Soebandrio dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa malam 11 Agustus 2020.

Fadil Jaidi Beberkan Perjuangan Melunasi Utang Keluarga, Tak Tega Lihat Ibunya Menangis

Selain faktor kapasitas produksi vaksin dunia, Prof Amin menekankan peran imunitas tubuh pada suatu populasi.

Untuk memiliki kekebalan dalam sebuah populasi, Prof Amin menyebut minimal 70 persen orang Indonesia yang harus diberikan vaksin untuk menjaga imunitas.

Baca juga: Dian Sastro Senang, Bangga dan Lega, Ada Apa ya?

"Karena yang punya kekebalan akan melindungi. Dari 265 juta masyarakat berarti (70 persennya) 175 juta. Maka butuh 350 juta dosis," terangnya.

Faktor lainnya, ekonomi Indonesia juga berperan erat dalam mempercepat penuntasan vaksin. Prof Amin memprediksi, jika 1 dosis harganya Rp200 ribu artinya butuh Rp7 triliun untuk 350 juta dosis.

Harga yang fantastis tersebut, kata Prof Amin, bisa berpotensi menjadi peluang bisnis. Namun, terlepas dari itu, Prof Amin tetap berharap agar vaksin yang efektif bisa segera diproduksi.

"Kalau saat ini ada vaksin yg efektif dan cocok untuk indonesia, bisa kita pakai untuk gap (jeda) membuat vaksin sendiri," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya