Dicari Vaksin untuk Melawan Virus Zika

Virus Zika dalam foto yang dirilis CDC AS
Sumber :
  • REUTERS/CDC/Cynthia Goldsmith/Handout via Reuters

VIVA.co.id - Belakangan, dunia dihebohkan dengan kemunculan virus Zika yang telah dikaitkan menjadi penyebab kerusakan otak pada ribuan bayi di Brasil. Akibat virus ini, sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi melakukan studi untuk menguji kelayakan  dan mengevaluasi apakah teknologi vaksin cocok untuk melawan virus Zika.

Gara-gara Virus Zika, Mobil Ini Ganti Nama Baru



Salah satu yang melakukan studi ini adalah GlaxoSmithKline Plc yang menyimpulkan adanya studi kelayakan mengevaluasi teknologi vaksin.

Dialnsire laman Reuters, virus Zika kemungkinan akan menyebar ke semua negara di Amerika kecuali Kanada dan Chile. Hal ini, telah diperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia, Senin, 25 Januari 2015 lalu.

Meski begitu, virus ini belum dilaporkan menyerang daratan Amerika Serikat, meskipun seorang wanita ditemukan sakit akibat terjangkit virus di Brasil kemudian melahirkan bayi dengan kondisi kerusakan otak di Hawaii.

Virus Zika sendiri telah diketahui ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang juga dikenal sebagai pembawa penyakit dengue, demam kuning dan virus Chikungunya.

Tidak ada vaksin atau pengobatan untuk Zika, yang biasanya ditunjukkan dengan gejala demam ringan dan ruam, namun sekitar 80 persen dari mereka yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala.

"Kami akan menyimpulkan studi kelayakan kami secepat yang kami bisa untuk melihat apakah platform teknologi vaksin kami mungkin cocok untuk bekerja melawan Zika," kata juru bicara Glaxo-- Anna Padula. Dia menolak untuk memberikan rincian mengenai teknologi vaksinnya tetapi menambahkan bahwa pengembangan vaksin biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 tahun.

Perusahaan farmasi lainnya dari Prancis-- Sanofi SA, yang memenangkan persetujuan akhir tahun lalu untuk vaksin dengue pertama, juga mengatakan pihaknya sedang mengkaji kemungkinan penerapan teknologi untuk Zika.

"Namun, ada terlalu banyak hal yang diketahui tentang Zika untuk andal menilai kemampuan untuk meneliti dan mengembangkan vaksin yang efektif," kata juru bicaranya awal Januari lalu.

Jepang Takeda Pharmaceutical Co Ltd juga mengatakan pekan lalu, mereka sepenuhnya berfokus mengatasi demam berdarah, dan vaksin eksperimental  tidak dirancang untuk melawan menutupi Zika.

Sementara seorang juru bicara untuk Merck & Co Inc menyatakan, kemungkinan akan menjadi salah satu pembuat pertama vaksin Ebola. Perusahaan ini, saat ini tidak terlibat dalam penelitian untuk mencegah atau mengobati virus Zika.

"Tapi kita memantau dan menghubungkan dengan mitra untuk melihat bagaimana pengetahuan dan kemampuan kami mungkin berguna dalam membantu mempercepat kemajuan ini," katanya.

Direktur Jenderal WHO, Dr. Margareth Chan

WHO: Brasil Bisa Pastikan Olimpiade Aman

Usaha negara itu memberantas Zika dipuji.

img_title
VIVA.co.id
24 Februari 2016