Pengaruh Tato Kecantikan pada Kesehatan

Ilustrasi bibir
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Riasan permanen yang ditato memang menghemat waktu, namun risiko yang didatangkan bisa sulit untuk dihilangkan. Riasan tersebut bisa berbentuk tato bibir dan alis. Tato ini membuat Anda tidak perlu lagi repot memoles ulang lipstik atau meratakan alis tiap hari.  

Kenali Asuransi Kecelakaan Kerja dan Cara Mengklaimnya

Dalam hal prosedur, sulam dan tato alis sama saja serta tidak berbeda, sama-sama menggunakan jarum. Namun, perbedaannya terletak hanya pada hasilnya. Jika sulam alis hanya bersifat semi permanen (kurang lebih 2 tahun akan pudar), sedangkan tato bersifat permanen.

Tapi, ketahuilah bahwa semua benda asing yang dilekatkan pada kulit dan bersifat permanen bisa mendatangkan risiko. Prosedur tato, sebenarnya relatif aman jika dikerjakan oleh profesional seperti dermatologis, kosmetologis, atau seniman tato bersertifikasi, dengan alat-alat yang steril.

Simak, Begini Cara Kerja Manajer Investasi Reksa Dana

Namun jika tidak, akan sering menimbulkan risiko, seperti infeksi pada tempat yang ditato, menimbulkan penyakit menular seperti hepatitis B bahkan HIV. Selain itu, akan menimbulkan reaksi alergi pada seseorang yang ditato. 

Menurut dr. Deffy Leksani Anggar Sari dari Meetdoctor, jarum tato yang tidak steril dapat menularkan infeksi seperti hepatitis B. Selain itu, salon kecantikan yang tidak tersertifikasi kemungkinan bisa saja menggunakan tinta tato yang tidak layak diaplikasikan pada kulit, seperti tinta printer atau cat mobil.

5 Tips Aman Memulai Investasi Uang, Langkah Cermat untuk Kesuksesan Finansial
Ketua DK OJK, Mahendra Siregar.

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, kebijakan stimulus restrukturisasi kredit perbankan terdampak COVID-19 berakhir hari ini pada 31 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
31 Maret 2024