Delapan Tanda Remaja Alami Depresi

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pixabay/unsplash

VIVA.co.id – Saat memasuki usia remaja, anak-anak sedang dalam masa transisi. Saat itu, kondisi emosi anak cenderung tidak stabil. Karenanya, menghadapi anak remaja tidaklah mudah. Hal itu kerap kali membuat orangtua selalu merasa cemas saat anak mereka sudah memasuki usia remaja.

Waspada Bahaya Diare pada Anak! Kenali Gejalanya Segera!

Anak remaja juga cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman bermainnya. Kalau sudah seperti ini, orangtua akan sulit mengetahui apakah anak mereka sedang dalam masalah atau tidak.

Pada tahun 2014, berdasar National Institute on Mental Health, sekitar 11,4 persen atau 2,8 juta remaja usia 12 hingga 17 tahun mengalami depresi. Depresi dan gangguan bipolar adalah hal umum lainnya yang juga ditemukan pada remaja dibawah usia 18 tahun.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Untuk mengetahui gejala depresi, orangtua bisa mengetahui beberapa gejala khusus yang bisa menjadi bendera merah bagi mereka untuk menyadari bahwa anak sedang mengalami depresi, seperti dikatakan Stephanie Dowd, psikolog di Child Mind Institute, New York. Dilansir dari Real Simple, berikut beberapa gejala yang muncul saat anak alami depresi.

Lebih moody dibanding biasanya

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

Dowd dan ahli lainnya mengatakan, biasanya remaja akan merasa sedih, menjadi pemarah atau bahkan keduanya hampir sepanjang waktu dalam satu minggu hingga dua minggu, bahkan lebih.

Kehilangan minat

Biasanya anak bersemangat melakukan hal yang disukai dan biasa dilakukan, seperti bermain bola, piano, gitar, namun secara tiba-tiba anak kehilangan minatnya pada hal-hal tersebut. Secara klinis hal seperti ini disebut anhedonia dan ini merupakan tanda peringatan.

Menarik diri

Anak tidak lagi ingin bermain dengan teman-temannya dan juga keluarga.

Ada perubahan besar dalam hidup

Peringkat mulai turun, mulai banyak mengungkapkan argumen dibanding biasanya, hubungannya mulai menjauh. "Kehidupannya terpengaruh secara signifikan, dengan cara yang konsisten," kata Dowd.

Berubah kebiasaan makan dan tidur

Anak menjadi kurang atau lebih banyak makan, dan tidak ada hubungannya dengan tujuan melakukan diet. Selain itu juga mengalami kesulitan tidur, atau justru lebih banyak tidur dibanding biasanya. Atau merasa mudah lelah dan motivasi rendah meski sudah cukup tidur.

Merasa tidak baik

Remaja depresi akan merasa tidak berharga dan juga bersalah tentang suatu hal yang bahkan bukan kesalahannya.

Terlibat dalam kebiasaan berisiko

Pikirkan tentang sesuatu seperti penyalahgunaan narkoba atau seks bebas."jika ada perubahan dalam kebiasaan anak remaja, atau bahkan berubah dalam cara yang ekstrim, seperti mulai tidak peduli tentang hidupnya, disini orangtua harus memperhatikan."

Menyakiti diri sendiri

Ini sudah menjadi peringatan serius bagi orangtua dan anak sudah harus segera dirawat ahli kesehatan jiwa. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya