- VIVA.co.id/Adinda Permatasari
VIVA.co.id – Seperti sudah banyak diketahui jika rokok mengandung ribuan zat racun yang dapat merusak tubuh. Karena itu, kampanye setop penggunaan rokok juga terus digalakkan.
Indonesia memiliki jumlah perokok aktif ketiga terbanyak di dunia. Yang lebih memprihatinkan lagi, usia perokok semakin belia. Bahkan banyak balita di Indonesia yang sudah kecanduan rokok.
Melihat fakta ini menggerakkan organisasi Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) untuk gencar mengkampanyekan "Gaya Hidup Sehat Tanpa Rokok" yang dilakukan di sekolah-sekolah.
"Karena WITT sangat peduli dengan generasi muda di mana sekarang jumlah perokok sudah tidak terbendung, sudah semakin banyak dan tinggi. Dengan kampanye ini semaksimal mungkin bisa menyelamatkan anak-anak Indonesia," kata Ketua Umum WITT, Tity Hatta, saat memberikan penyuluhan di SMAN 6 Jakarta, Selasa, 23 Agustus.
Menurut Tity, kampanye ini juga bertujuan untuk menekan jumlah perokok yang ada di Indonesia. Ia juga mengimbau agar pemerintah lebih serius lagi dalam mengendalikan industri rokok yang terus tumbuh.
Kampanye untuk menghentikan atau minimal mengurangi perokok Indonesia tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, publik figur, dan tokoh masyarakat saja. Tapi, harus dimulai dari masyarakat dan kelompok terkecil yakni keluarga.
"Wanita juga bertanggung jawab atas generasi penerus bangsa, terutama seorang istri atau ibu. Minimal dia harus bisa menekan dengan memberikan masukan positif kepada keluarganya," ujar Tity.
Sebagai orangtua, imbuh Tity, ibu juga harus selalu mengawasi anaknya dari pergaulan sehingga tidak terjerumus menjadi perokok. Jika ayah atau ada anggota keluarga yang merokok harus bisa disetop agar tidak menularkan kepada anaknya.
(mus)
