'Senjata' Baru RI Lawan Penyakit Menular dan Zoonosis

One Health International Seminar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA.co.id –  Tentu kita ingat bagaimana kasus flu burung yang telah menghilangkan banyak nyawa di Indonesia sejak tahun 2003. Indonesia menjadi negara dengan jumlah kematian akibat flu burung paling tinggi di dunia.

Kolom Prof Tjandra Yoga Aditama: 'One Health' dan COVID-19

Belajar dari kejadian tersebut, Indonesia membutuhkan pendekatan baru dalam mencegah dalam mengendalikan penyakit menular baru dan zoonosis atau penyakit yang ditularkan lewat hewan dan sebaliknya.

Pendekatan ini tentunya harus mengedepankan kerja sama lintas sektor dan multidisiplin ilmu di tingkat lokal, nasional, dan global yang disebut dengan One Health.

Sentil Kementerian Kesehatan, Jokowi: Jangan Bertele-tele!

One Health merupakan konsep baru yaitu one world, one medicine, one health yang diadopsi Indonesia yang juga merupakan konsep yang diadopsi secara global oleh dunia kesehatan manusia dan hewan.

Direktur P2PTVZ Kementerian Kesehatan Drg. Vensya Sitohang, MEpid, menyebutkan bahwa One Health ini merupakan wujud pendekatan yang dilakukan bersama-sama untuk pengendalian zoonosis di Indonesia. Contohnya penyakit rabies yang mematikan tapi sebenarnya bisa dicegah agar tingkat kematian bisa menurun.

Tips 4 Langkah Membuka dan Membuang Masker yang Benar

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian drh. I Ketut Diarmita, MP mengatakan bahwa penyakit zoonosis kebanyakan  muncul secara situasional. Oleh karena itu, sebenarnya Indonesia sudah punya strategi untuk mencegahnya.

"Misalnya avian influenza (flu burung) yang kemunculannya bisa diramal setiap Februari sampai April. Seharusnya kita bisa ubah strategi pada bulan November-Desember serentak memberikan vaksin," kata Ketut saat press briefing di Indonesian Convention Center, Tangerang, Kamis, 22 September. 2016

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, Dr. Drh. Heru Setijanto, PAVet(K), menambahkan, One Health tidak bisa dilakukan hanya pada satu sisi saja namun perlu ada koordinasi sehingga upaya yang dilakukan hanya pada tahap promotif preventif saja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya