Langkah Awal Terbebas dari Pikiran Negatif

Ilustrasi sehat
Sumber :
  • pixabay

VIVA.co.id – Bagaimana kita menilai diri kita, apakah berharga, bermanfaat, atau tidak memiliki arti dimulai dari bagaimana kita berpikir.

Singgung Perilaku FOMO, Ini Tips Agar Keuangan Tidak Jebol Karena Pinjol

Namun, seringkali seseorang lebih mudah menilai diri negatif dibandingkan mencari nilai positif dalam diri. Psikolog Dr. Yohana Ratrin Hestyanti, Psi. mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengubah pikiran negatif tersebut.

Langkah pertama adalah dengan mengenali akarnya. Apakah itu karena peristiwa traumatis seperti kekerasan di waktu kecil, pola asuh orangtua yang membuat kita tidak berharga, atau lingkungan pertemanan yang cenderung negatif.

Erick Thohir: Pegawai BUMN Boleh Libur Hari Jumat Kalau Sudah Lebih 40 Jam Bekerja

"Kalau kita tidak mengetahui asalnya, kita akan bingung. Kadang kita benar-benar tidak mengetahui apa yang membuat kita merasa minder, kenapa mudah berpikiran negatif. Ketidaktahuan ini adalah warning kalau kita perlu identifikasi, perlu bantuan, bertemu orang lain untuk share, jangan dipendam sendiri," ujar Yohana saat seminar Mental Detoxification di Unika Atma Jaya, Jakarta, Rabu, 2 November 2016.

Jika sudah mengenali akar penyebabnya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi seberapa mengganggu pikiran negatif tersebut. Kalau sampai mengganggu aktivitas, tidak ingin belajar, malas bekerja, apatis, tidak mau berteman, itu artinya harus ada tindakan yang dilakukan.

Menguak Tirai Depresi: Gejala, Solusi, dan Dukungan untuk Kesembuhan

Langkah terakhir adalah menentukan pilihan. Setelah mengetahui akar penyebab dan tahu seberapa mengganggu pikiran negatif itu, pilihan ada di tangan Anda sendiri apakah akan melakukan tindakan untuk mengeliminasi pikiran negatif itu atau membiarkannya saja.

Meski demikian, Yohana mengimbau jika memang penyebab pikiran negatif itu tidak bisa Anda tentukan apa akarnya, sebaiknya segera hubungi seseorang yang ahli di bidang tersebut.

"Karena itu adalah langkah menuju kesehatan mental yang optimal. Jangan ragu ke psikolog atau konselor. Kita sangat butuh menjadi sehat secara mental," imbuh Yohana.

Ilustrasi bahagia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya