- Pixabay/Couleur
VIVA.co.id – Mengonsumsi buah segar memang sangat dianjurkan agar tubuh tetap sehat. Namun, yang masih menjadi kekhawatiran masyarakat adalah penggunaan bahan kimia pada buah yang justru tidak baik untuk kesehatan.
Misalnya residu pestisida yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif jika terakumulasi dalam jumlah banyak dalam tubuh.
Meski begitu, Kepala Bidang Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI Islana Ervandiari menjelaskan, panganan segar pasti mengandung kimia hanya saja kadarnya masih dalam ambang yang diperbolehkan.
"Pestisida sangat digunakan para petani untuk melindungi tanaman dari serangan hama atau virus. Tapi, kandungannya tidak melebihi batas yang ditetapkan," ujar Islana di kawasan Cikini, Jakarta, Senin, 5 Desember 2016.
Tapi, seringkali ada pedagang yang berbuat curang dengan menggunakan bahan kimia berbahaya agar buah yang dijualnya terlihat segar.
Seperti kasus yang pernah diungkap oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) beberapa tahun lalu. Di mana sejumlah pedagang menggunakan formalin untuk membuat buah tetap tampak segar.
"Memang betul dari survei itu ditemukan pedagang eceran di seluruh Indonesia bahwa 17 persen buah-buahannya mengandung formalin," kata Islana.
Hal ini disebabkan, saat didistribusikan dari negara asal pada produk buah impor, mereka menggunakan pendingin. Sedangkan pada pedagang eceran kebanyakan tidak lagi menggunakan pendingin, sehingga buah kesegarannya menurun dan menjadi sedikit keriput.
Sebenarnya, kata Islana, pestisida ketika dipanaskan, keluar dari pendingin, dan ketika buah dicuci, akan berkurang. Namun, pada sebagian besar pedagang, buah dibiarkan terkena sinar matahari sehingga dalam waktu 1-2 minggu terjadi proses favorasi dan buah pun berkurang kesegarannya.