Nikah di Usia 28 dan 32 Memiliki Risiko Cerai Paling Rendah

Ilustrasi rusaknya pernikahan.
Sumber :
  • pixabay/Kadie

VIVA.co.id – Perceraian bukan hal yang mudah. Segala bentuk perpisahan, khususnya dengan pasangan, merupakan perkara yang sulit untuk dijalani.

BKKBN: Angka Perceraian Tinggi, Setahun Capai 600 Ribu

Para peneliti telah mempelajari beberapa hal terkait perceraian. Nah, berikut beberapa fakta menarik berkaitan dengan perceraian, dikutip dari laman Prevention.

1. Usia menikah

Ada 5.198 Duda dan Janda Baru di Surabaya Tahun 2021

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Institute of Family Studies, mereka yang menikah di usia 28 dan 32 memiliki risiko bercerai paling rendah. Para peneliti berpendapat, bahwa menikah di usia muda, memicu perpisahan karena belum memiliki kedekatan yang cukup. Sementara menikah di usia terlampau tua, berisiko membuka hubungan masa lalu.

2. Wanita paling banyak berinisiatif

Dirumorkan Bercerai dari Nick Jonas, Priyanka Chopra Angkat Bicara

Sekitar 69 persen, wanita yang berinisiatif terlebih dahulu untuk bercerai. Namun, angka yang imbang terjadi saat pasangan memutuskan untuk berpisah dari hubungan yang sekedar berpacaran.

3. Tempat tinggal

Para peneliti mengumpulkan data terkait negara yang memiliki angka perceraian yang tinggi. Negara-negara tersebut yakni Nevada, Florida, Louisiana, dan Mississippi. Sedangkan pasangan yang bertahan dalam pernikahannya, berlokasi di Utah, North Dakota, Minnesota, New Jersey dan Hawaii.

4. Biaya cincin dan acara pernikahan

Menurut survei dari Emory University, pasangan yang tidak menghabiskan banyak uangnya pada acara dan cincin pernikahan, berisiko rendah mengalami perceraian. Di mana mereka yang membeli harga cincin US$ 2 - 4 ribu (Rp27-54 juta), berisiko bercerai sekitar 1,3 kali lipat dibanding yang hanya menghabiskan US$5 ratus hingga US$ 2 ribu (Rp6-24 juta).

Sementara itu, wanita yang menghabiskan biaya pernikahan sebesar US$20 ribu (Rp270 juta), berisiko alami perceraian 1,6 kali lebih tinggi dibanding yang hanya menghabiskan biaya US$5-10 ribu (Rp6-135 juta).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya