Kemenkes Gencarkan Kampanye Bahaya Rokok

Ilustrasi dilarang merokok
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Selama ini iklan rokok yang beredar selalu menampilkan kegagahan dan kehidupan serba kekinian. Peringatan mengenai bahaya konsumsi rokok justru tidak banyak diinformasikan. Peringatan bahaya, hanya ditempatkan pada gambar kecil dan sering pula kita temukan di kemasan rokok.

Asosiasi Periklanan Tolak Aturan Produk Tembakau di RPP Kesehatan

Kini, Kementrian Kesehatan RI bersama Vital Strategies (dulunya bernama World Lung Foundation) makin menggencarkan upaya pencegahan dan penghentian konsumsi rokok dengan melakukan kampanye berjudul "Penyakit yang diakibatkan rokok" melalui sebuah iklan layanan masyarakat. Iklan ini akan rutin ditayangkan empat minggu di enam stasiun televisi nasional.

Iklan berdurasi 30 detik tersebut menampilkan beberapa penyakit berbahaya yang diidap oleh perokok seperti stroke, buerger, infeksi laring dan kanker paru. Diharapkan melalui iklan ini semakin banyak masyarakat yang sadar akan bahaya laten rokok.

Wacana Larangan Total Iklan Rokok Dinilai Akan Gerus Pendapatan Industri Kreatif

"Dengan menunjukkan secara gamblang bahaya rokok termasuk kondisi-kondisi yang belum dikenal, kami berharap kampanye ini dapat mengajak orang Indonesia memiliki banyak informasi dan mencari pilihan yang lebih sehat," ujar dr. Anung Sugihantoro, M.Kes, selaku Dirjen Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan, Kemenkes RI saat jumpa pers di Kuningan, Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017.

Penyakit yang ditampilkan adalah penyakit berbahaya akibat rokok yang jarang diketahui oleh masyarakat. Buerger misalnya, penyakit ini mematikan jaringan tubuh dan menyebar yang dapat menyebabkan kehilangan anggota tubuh lain.

Pengusaha Tolak Rencana Larangan Total Iklan Rokok

Memperlihatkan gambaran sesungguhnya dari bahaya rokok dapat membantu mencegah ramaja merokok dan mengajak perokok untuk berhenti dari kebiasaan tersebut.

"Ini efektif ya karena Indonesia luas sekali disparitas juga masih ada.  Sekarang banyak generasi muda yang sudah tidak baca koran tetapi aktif dengan gadget dan sosial media," ujar dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI di kesempatan yang sama.

Kampanye ini dibuat untuk meneruskan kampanye pengendalian tembakau nasional yang diluncurlan tahun 2015 dan 2016 yang fokus pada dampak rokok terhadap kesehatan dan ekonomi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya