- Pixabay/ Geralt
VIVA.co.id – Stroke seringkali dikaitkan dengan penyakit pada usia lanjut. Namun, penelitian terbaru justru menemukan, angka penderita stroke kini cenderung ditemukan pada anak-anak muda.
Dilansir laman Medical Daily, pria muda cenderung berisiko lebih besar, dengan usia berkisar antara 18-44 tahun, sejak 1995 silam. Para peneliti percaya, kenaikan usia pada penderita stroke ini, berkaitan dengan memburuknya tingkat kesehatan dan semakin banyak orang menderita obesitas dan diabetes.
Studi yang dipublikasikan secara online dalam JAMA Neurology, menemukan bahwa angka untuk perawatan pada pasien stroke iskemik akut, sebanyak 42 persen pada pria berusia 35 hingga 44 tahun, dan 30 persen untuk wanita di usia yang sama. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan angka kematian pada penderita stroke.
Dalam studi tersebut, ditemukan angka kematian akibat stroke, memang semakin menurun dalam 50 tahun terakhir ini. Sayangnya, angka peningkatan stroke pada kaum muda, justru menimbulkan kekhawatiran.
Berdasarkan American Stroke Association, stroke terjadi akibat terhambatnya aliran darah di otak, yang membuat sel mengalami kematian, sehingga berdampak pada kemampuan kognitif dan fisik. Namun, stroke sendiri masih menjadi permasalahan serius karena masuk dalam lima terbesar pemicu kematian untuk seluruh usia di Amerika Serikat.
Para peneliti belum dapat menentukan faktor utama dalam pemicu kenaikan angka stroke pada kaum muda, namun beberapa faktor kesehatan dan gaya hidup yang cenderung dialami generasi milenial, dipercaya dapat memicunya. Kaum muda saat ini, cenderung mengalami diabetes, hipertensi dan obesitas di usia muda. Bahkan, penggunaan rokok juga menjadi lebih banyak pada anak muda.
Dengan demikian, faktor pemicu stroke sendiri dikaitkan pada tiga atau lebih masalah kesehatan dan gaya hidup yang dijalani oleh kaum muda. Sehingga disarankan, kaum muda untuk mulai menjalani gaya hidup lebih sehat untuk menurunkan risiko stroke di usia muda.