Sembuhkan Kusta Lewat Terapi Makanan

Ilustarasi penyakit Kusta
Sumber :
  • Pixabay/tantetati

VIVA.co.id – Sebuah riset yang dilakukan di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menggunakan terapi makanan untuk menyembuhkan kusta. Menurut ahli gizi Elisa Rinihapsari, M.Si, Med, makanan yang tepat dengan mengikuti kebutuhan tubuh memang bisa meningkatkan imunitas.

"Sebaliknya, jika pasien tidak taat pada asupan makannya, yang terjadi adalah imun menurun dan luka semakin lebar," ujar Elisa saat ‘Seminar Kusta Nasional’ di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis 27 April 2017.

Meski begitu, terapi makanan ini bersifat personalize atau tidak sama antara satu orang dengan lainnya. Elisa menjelaskan, hal ini disebabkan setiap orang memiliki respons yang berbeda.

Banyak faktor yang menyebabkan itu, di antaranya genetik. Lalu, bagaimana mengetahui bahwa makanan itu cocok? Elisa mengatakan, ada ilmu pengetahuan seperti pemeriksaan gen yang bisa dilakukan. Melalui pemeriksaan itu akan diteliti kepekaan terhadap lemak jenuh.

Kemudian, diperiksa juga secara genetik apa yang bisa dimakan atau tidak. Namun, pemeriksaan ini belum bisa dilakukan di Indonesia, karena biaya yang tinggi dan belum banyak yang bisa melakukannya.

"Bisa juga dilakukan pemeriksaan yang disebut dengan food sensitivity, yaitu memeriksa bagaimana respons tubuh terhadap makanan yang disebut racun bagi tubuhnya," ujar Elisa.

Gejala Kusta
Perlu diketahui, kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas, serta lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata.

Kusta merupakan penyakit menahun yang menyerang syaraf tepi, kulit, dan organ tubuh manusia yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Meskipun infeksius, tetapi derajat infektivitasnya rendah. Waktu inkubasinya panjang, mungkin beberapa tahun, dan tampaknya kebanyakan pasien mendapatkan infeksi sewaktu masa kanak-kanak.

Kusta Berpotensi Kambuh?

Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, ada bagian tubuh tidak berkeringat, rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka, dan mati rasa karena kerusakan syaraf tepi.

Gejalanya memang tidak selalu tampak. Justru sebaiknya waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam jangka waktu lama. Juga bila luka ditekan dengan jari tidak terasa sakit. (art)

Cegah Penyebaran Kusta Dimulai dari Keluarga
Ilustrasi kusta.

Penting Diketahui, 5 Hal Soal Penyakit Kusta Ini Ternyata Cuma Mitos

Kusta disebut-sebut penyakit keturunan dan mudah menular.

img_title
VIVA.co.id
11 September 2019