Penyebab Penderita Kanker Berobat dalam Stadium Lanjut

Ilustrasi Pasien Kanker
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA.co.id – Berdasarkan data dari situs Indonesia Goes Pink, kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor satu pada wanita berusia 40-55 tahun. Hal ini salah satunya disebabkan minimnya informasi yang dimiliki masyarakat tentang kanker payudara, sehingga kanker terlambat ditangani.

12 Manfaat Minuman Sarang Burung Walet, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Shanti Persada, pendiri yayasan peduli kanker payudara Lovepink, mengatakan bahwa setidaknya 2-3 pasien kanker baru datang ke yayasannya hampir setiap hari. Umumnya, usia mereka berkisar antara 20-50 tahun.

"Data yang kami miliki, 80 persen perempuan datang ke dokter, atau rumah sakit sudah stadium lanjut, yaitu tiga atau empat. Dalam kanker payudara itu sudah cukup terlambat," kata Shanti, saat acara Indonesia Goes Pink di Jakarta, Selasa 11 Juli 2017.

3 Cara Mudah Cegah Kanker Payudara Sejak Muda

Kondisi pasien yang datang itu pun beragam, ada yang payudaranya sudah pecah, atau benjolannya sudah sangat besar, sehingga ukuran payudaranya menjadi dua kali dari ukuran normalnya. Latar belakang ekonomi mereka pun merata, dari yang tidak mampu hingga yang sangat mampu.

Shanti mengatakan, kondisi ini karena pada umumnya para pasien kanker payudara buta akan informasi. Tidak pernah ada kanker sebelumnya di sekeliling mereka, sehingga ketika mereka terkena kanker, mereka kaget. Namun, informasi yang dicari pun tidak menjawab keingintahuan mereka. Hal ini pun menimbulkan kepanikan pada pasien.

Cara Tak Terduga Mencegah Kanker

Sementara itu, Samantha Barbara, seorang penyintas dan pendiri Lovepink, gaya hidup menjadi salah satu pemicu utama parahnya penderita kanker di Indonesia.

Ibu dari aktris Chelsea Islan ini mengatakan, kanker payidara tidak diketahui sebabnya. Tetapi, bisa terjadi ketika kita berisiko 99 persen dan ketika perempuan memiliki hormon yang bisa memicu kanker payudara.

"Karena gaya hidup, stres, pekerjaan, emosi, pulamg malam, kurang tidur, rokok, tidak makan sayur, merokok. Sedangkan genetik hanya 5-10 persen saja," ujar Samantha.

Karena itulah, Shanti maupun Samantha sangat mendorong para perempuan melakukan deteksi dini. Salah satu cara paling mudah dan murah adalah melakukan sadari setiap bulan, 7-10 hari setelah menstruasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya