Bakteri Penghasil Kecap Ini Mampu Lawan Kanker

Ilustrasi bakteri.
Sumber :
  • Pixabay/qimono

VIVA.co.id – Mikroorganisme, khususnya kelas fungi memiliki tingkat keragaman hayati yang tinggi. Salah satunya mikroorganisme jenis Aspergillus spp (Sub Species).

BPOM Beri Izin Edar Obat Anti Kanker Darah Pertama Produksi Indonesia

Guru Besar Tetap Dalam Bidang Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) Wibowo Mangunwardoyo berdasarkan penelitiannya mengatakan, Aspergillus spp selain bermanfaat sebagai penghasil enzim dan obat-obatan, juga bermanfaat sebagai antikanker. Mikroorganisme yang juga dihgunakan sebagai penghasil kecap ini juga menghasilkan senyawa metabolit sekunder dengan berbagai aktivitas biologis yang mampu mengobati berbagai penyakit, salah satunya kanker.

"Peranan mikroorganisme endofit turut berperan dalam menghasilkan senyawa metabolit sekunder," kata Wibowo kepada VIVA.co.id di Depok, Rabu 8 Agustus 2017.

Khasiat Daun Sirsak, Turunkan Kolesterol Hingga Bantu Obati Kanker

Ia menjelaskan, ada beberapa komponen dan struktur kimia senyawa antikanker yang dihasilkan Aspergillus spp beserta sel targetnya, seperti aspergillus nidulans, A. Flavus, dan aspergillus puniceus. Antikanker tersebut merupakan senyawa kemoterapeutik yang digunakan untuk pengobatan tumor atau kanker.

Adapun aktivitas yang dilakukan dari antikanker itu, dapat diketahui dengan uji sitotoksis. Uji tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas suatu senyawa. 

Guru Besar Unair Temukan Cara Atasi Kanker dengan Teh Hijau

"Penelitian tentang uji sitotoksis telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh senyawa pyrophen dari ekstrak etil asetat kultur media fungi endofit Aspergillud spp terbukti mempunuai aktivitas sitotoksik. Uji ini pun dapat dilakukan terhadap sel kanker payudara dengan suatu bentuk metode," ujarnya.

Ilustrasi vitamin/obat.

BPOM Sebut Obat Anti Kanker Pertama Produksi RI Minim Efek Samping

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa produk obat anti kanker yang bersifat biomonoklonal ini diproduksi dengan minim efek samping serta harga relatif terjangkau.

img_title
VIVA.co.id
31 Januari 2023