Senyawa dalam Cokelat Ini Diklaim Mampu Obati Diabetes

Ilustrasi makan cokelat.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Staples

VIVA.co.id – Baru-baru ini para ilmuwan telah menemukan senyawa tertentu yang ditemukan dalam cokelat yang dapat membantu tubuh melepaskan lebih banyak insulin dan merespons peningkatan glukosa darah dengan lebih baik. Hal ini tentu menjadi sebuah kemajuan yang dapat dijadikan terapi baru untuk mengobati diabetes.

Segar dan Wangi, Inilah Khasiat Daun Mint untuk Penderita Diabetes

Bila seseorang menderita diabetes, tubuh mereka tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak mengolah gula darah dengan benar. Hal itu adalah kegagalan sel beta, yang tugasnya menghasilkan insulin.

Studi baru, yang diterbitkan dalam Journal of Nutritional Biochemistry, menemukan sel beta bekerja lebih baik dan tetap kuat dengan peningkatan kehadiran monomer epicatechin, senyawa ditemukan secara alami pada kakao.

5 Penyakit yang Sering Mengintai Usai Lebaran, Jangan Terlena Makan Opor dan Kue Kering!

Namun, daripada menimbun pada batang cokelat yang kaya gula, para periset percaya bahwa mereka perlu mencari cara untuk mengeluarkan senyawa dari kakao, memanfaatkannya lebih banyak dan kemudian menggunakannya sebagai pengobatan potensial untuk pasien diabetes saat ini.

"Anda mungkin harus banyak memakan kakao, dan Anda mungkin tidak menginginkannya memiliki banyak gula di dalamnya. Ini senyawa kakao yang Anda cari," kata Jeffery Tessem, asisten profesor di Universitas Brigham Young di AS.

Bukan Jam 7, Ini Waktu yang Tepat untuk Makan Malam

Periset memberi senyawa kakao ke hewan dengan diet tinggi lemak. Mereka menemukan bahwa dengan menambahkannya pada makanan tinggi lemak, senyawa ini akan menurunkan tingkat obesitas pada hewan dan akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi peningkatan kadar glukosa darah.

Tim kemudian terjun ke dalam dan membedah apa yang terjadi pada tingkat sel,  khususnya tingkat sel beta. Mereka menemukan bahwa senyawa kakao yang disebut monomer epicatechin meningkatkan kemampuan sel beta untuk mensekresikan insulin.

"Apa yang terjadi adalah melindungi sel, meningkatkan kemampuan mereka mengatasi stres oksidatif," kata Tessem. "Monomer epicatechin membuat mitokondria dalam sel beta lebih kuat, yang menghasilkan lebih banyak ATP (sumber energi sel), yang kemudian menghasilkan lebih banyak insulin yang baru saja diluncurkan," katanya.

Meskipun telah banyak penelitian tentang senyawa serupa selama dekade terakhir, tidak ada yang dapat menentukan mana yang paling menguntungkan atau seberapa tepatnya mereka menghasilkan manfaat apa pun sampai sekarang. Penelitian ini menunjukkan monomer epicatechin, senyawa terkecil, adalah yang paling efektif.

"Hasil ini akan membantu kita untuk lebih dekat menggunakan senyawa ini secara lebih efektif dalam makanan atau suplemen untuk mempertahankan kontrol glukosa darah normal dan bahkan berpotensi menunda atau mencegah timbulnya diabetes tipe-2," kata Andrew Neilson, asisten profesor di Virginia Tech.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya