Mau Diet Keto? Ketahui Dahulu Aturannya

Ilustrasi diet.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Diet ketofastosis atau diet keto disebut-sebut mampu menurunkan berat badan menjadi lebih ideal. Tapi, tahukah Anda, berdasarkan penelitian terbaru, diet keto awalnya diberikan hanya untuk penderita epilepsi.

Efek Samping Penderita Diabetes yang Lakukan Diet Keto

Diet ini berawal dari pantangan makan karbohidrat agar hantaran listrik tubuh ke otak bisa diminimalisir. Sehingga pada akhirnya turut memicu penurunan berat badan.

"Tidak konsumsi karbohidrat agar sesi kejangnya bisa diminimalisir karena kalau makan karbohidrat, hantaran listrik tubuh menjadi cepat. Ternyata, lama kelamaan berat badannya ikut menurun," ujar ahli gizi, dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK, kepada VIVA.co.id.

Diet Keto Bikin Otak Tak Bekerja Optimal, Benarkah?

Dengan minimnya konsumsi karbohidrat, diganti dengan banyaknya asupan protein, membuat rasa kenyang lebih tahan lama. Untuk asupan lemak, pada mereka yang ingin diet keto, harus memahami aturannya.

"Protein boleh makan banyak karena bikin kenyang. Kalau lemak, harus paham bahwa dari 100 persen lemak, dibagi dua yaitu 20 persen lemak jenuh dan 80 persen lemak tak jenuh ganda seperti alpukat dan minyak ikan," tutur dr Samuel.

Mengenal Diet Ketogenic

Tidak hanya itu, melakukan diet keto juga tidak boleh dilakukan dalam jangka panjang. Menurut dia, idealnya diet keto hanya dilakukan selama tiga bulan. Jika terlalu lama akan menyebabkan tingginya asam urat dan kolesterol jahat.

"Ya paling lama enam bulan dilakukan. Idealnya sih tiga bulan, tapi jangan sampai melebihi enam bulan. Itu harus diperhatikan," kata dia.

Ilustrasi diet.

Diet Keto yang Salah Picu Stroke dan Sakit Jantung

Diet ini diklaim bisa menurunkan berat badan dengan drastis.

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2018