Menikah Kurangi Risiko Pikun di Hari Tua

Ilustrasi pernikahan.
Sumber :
  • Pexels/Pixabay

VIVA – Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry menemukan, hidup melajang hampir sepanjang usia bisa meningkatkan risiko mengalami pikun atau demensia hingga 42 persen, dibandingkan dengan orang yang menikah.

Terminal Lucidity, Fenomena Seseorang Mendadak Sehat Sebelum Maut Menjemput

Orang yang pernah menikah, namun kini statusnya sendiri entah karena perceraian, menjandi janda atau duda juga memiliki peningkatan risiko demensia yang tinggi hingga 20 persen.

Dilansir dari laman The Independent, Kamis, 30 November 2017, para peneliti dari University College London, Inggris mendapatkan temuan ini dari 15 studi berbeda. Masing-masing studi mengeksplorasi korelasi antara risiko demensia dengan status pernikahan.

Sadis, Pegulat WWE Chris Benoit Bunuh Anak dan Istri Lalu Gantung Diri

Dengan mengombinasikan hasil dari 15 studi, para peneliti mampu menganalisis data dari 800.000 orang di seluruh dunia.

Menurut Dr. Laura Phipps dari Alzheimer's Research UK, ada beberapa alasan kenapa menikah bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan. "Orang yang menikah cenderung memiliki keuangan yang kuat dan faktor lain yang menjalin kuat dengan banyak aspek kesehatan kita," ujarnya.

Dipengaruhi Hipertensi, Gimana Cara Cegah Demensia di Usia Senja?

Selain itu, pasangan suami atau istri bisa membantu mendorong kebiasaan sehat, memperhatikan kesehatan pasangannya, dan menyediakan dukungan sosial yang penting.

Salah seorang peneliti dan psikiater di UCL, Dr. Andrew Sommerlad, menjelaskan bagaimana menjalani gaya hidup yang lebih sehat bisa memengaruhi langsung kesehatan mental Anda. "Satu hal yang terjadi ketika seseorang mengalami demensia adalah akumulasi kerusakan di dalam otak," katanya menjelaskan.

Jadi, para peneliti berpikir bahwa hal tersebut bisa dikurangi dengan menjaga kesehatan Anda secara umum dengan menjalani pola makan sehat, melakukan olahraga, dan mengobati masalah medis seperti diabetes.

"Kami juga berpikir ada kemungkinan untuk membangun kapasitas otak, yang disebut dengan cadangan kognitif, untuk membuat Anda bisa menahan kerusakan dalam otak lebih lama. Anda bisa melakukannya dengan lebih banyak belajar dan menjaga mental dan kehidupan sosial yang aktif."

Hubungan dalam pernikahan dan perhatian yang diberikan pasangan untuk satu sama lain bisa menjadi faktor kontribusi dalam mengurangi risiko penyakit mental di usia lanjut. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya