Bukan Berebut Uang, Warga Solo Antusias Rebutan Jenang

Jenang Kemajemukan
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodiq/ Solo

VIVA – Pemerintah Kota Solo menggelar Semarak Jenang Solo 2019. Sebanyak 28.400 takir jenang ludes diperebutkan warga yang hadir dalam acara tersebut di Plaza Sriwedari Solo, Minggu 17 Februari 2019.

Berhari-hari Tak Muncul, Gibran Positif COVID-19 Lagi

Pantauan VIVA, ribuan warga mulai berdatangan ke kawasan Plaza Sriwedari Solo sejak pukul 06.30 WIB. Kedatangan warga itu, selain untuk kegiatan car free day juga untuk pembagian puluhan ribu takir jenang secara gratis.

Stan-stan yang ikut dalam Semarak Jenang Solo itu tak hanya dari instansi pemerintah, perhotelan, pasar, BUMN, swasta, namun juga warga masyarakat dari perwakilan kelurahan. Mereka menyajikan berbagai jenis jenang, seperti jenang lemu, abang putih, empat warna, procot, katull, koloh, pati dan lainnya.

Longsor Timbun Sebagian Ruas Tol Semarang-Solo di KM 436

"Ada 274 stan yang ikut dalam acara Semarak Jenang 2019. Stan-stan itu membagikan jenang dengan gratis kepada warga," kata Kepala Dinas Pariwisata Solo, Hasta Gunawan di Solo, Minggu.

Putri solo membawa kendi jenang
Menurut dia, prosesi Semarak Jenang itu dilakukan dengan kirab dari Stadion Sriwedari menuju Plaza Sriwedari yang berjarak sekitar 20 meter. Kirab jenang itu ditandai dengan Putra-Putri Solo yang membawa 17 kendil berisi jenang yang berbeda. Masing-masing jenang tersebut memiliki makna fislosofi.

Gibran Akui Penurunan COVID-19 di Solo Belum Stabil: Tenang Saja

"Putra-Putri Solo itu bertugas membawa 17 kendi yang berisi berbagai jenis jenang seperti koloh, pati, ngangkrang, grendul dan lainnya," sebutnya.

Setibanya di Plaza Sriwedari, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang ikut dalam kirab itu langsung berjalan menuju salah satu stan. Ia pun langsung didaulat, untuk ikut memasak jenang dengan mengolah dan mengaduk adonan jenang tersebut.

Semarak Jenang

Jenang yang dimasak Wali Kota Solo itu, merupakan jenang kemajemukan. Setelah jenang itu jadi, selanjutnya diwadahkan ke dalam takir dan dihiasi dengan adonan jenang lainnya yang berwarna hijau, merah dan kuning.

Selanjutnya takir itu diletakkan di dalam replika tugu jam Pasar Gede. Alhasil jumlah jenang dalam replika tugu jam itu genap menjadi 1.000 takir.

Setelah itu, warga yang berkerumun langsung mendekat dan meraih jenang replika tugu jam tersebut. Hanya dalam waktu kurang dari lima menit, sebanyak 1.000 takir jenang pun ludes. Sedang jenang yang disediakan di stan-stand telah lebih dulu habis. Bahkan, sebelum kirab tersebut tiba di lokasi, jenang di stand sudah habis diperebutkan warga.

 Warga berebut jenang replika tugu jam

"Kalau gunungan replika tugu jam Pasar Gede dan stan-stan, jumlah jenang yang dibagikan kepada warga sekitar 28.400 takir jenang," sebutnya.

Sementara Itu, salah satu peserta Semarak Jenang Solo, Chef Budi Prasetyo, jenang yang disajikan dalam acara ini adalah jenang kemajemukan. Jenang tersebut, merupakan hasil kreasi dari jenang sum-sum yang dibagi ke dalam lima warna.

"Jenang ini menceritakan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, pesan soal kemajemukan dan persatuan. Jenang ini dibuat untuk merayakan ulang tahun Kota Solo," ujar dia yang juga Ketua Indonesian Chef Association (ICA) Solo.

Selanjutnya, jenang tersebut dirangka menjadi replika tugu jam Pasar Gedem jumlah takir jenang yang dirangkai mencapai 1.000 takir. Sedangkan yang disiapkan di stan ada 1.000 takir.

Jenang Kemajemukan

"Jadi, total jenang kemajemukan yang dibuat dan dibagikan kepada pengunjung ada 2.000 takir jenang," sebutnya.

Salah satu warga, Ayu mengaku sangat senang bisa hadir dalam acara tersebut. Bahkan, dalam acara itu ia bisa mendapatkan beberapa takir jenang dari sejumlah stan. "Ini, tadi datang agak awal. Jadi, bisa dapat beberapa takir jenang. Ada jenang sumsum, jenang pati, jenang grendul, dan lainnya," katanya bangga. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya