Miris, Kental Manis Dibolehkan untuk Anak Meski Sebabkan Stunting

Kental manis.
Sumber :
  • Pinterest/Kelli Foster

VIVA – Meski sudah mengetahui dampak buruk pemberian kental manis terhadap anak-anak, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dianggap tidak bersungguh-sungguh melarang produk ini agar tidak lagi dikonsumsi anak-anak. 

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Dalam Peraturan Kepala (Perka) BPOM Nomor 3 Tahun 2018 tentang Produk Pangan Olahan, kental manis hanya dilarang penggunaannya untuk bayi sampai 12 bulan. Itu artinya, bayi berusia 1 tahun sehari atau usia anak-anak masih diperbolehkan mengkonsumsinya.  

Selama 2 tahun peraturan BPOM ini berjalan, masih banyak anak yang mengkonsumsi kental manis sebagai minuman sehari-hari.

Kemen-PPPA: Perempuan Lebih Rentan Terdampak Perubahan Iklim karena Peran Tradisional Gender

Hal itu terlihat dari masih banyaknya anak Indonesia, terutama anak-anak dari keluarga tidak mampu yang masih mengonsumsi kental manis.

Baca juga: Sebabkan Stunting, Masih Banyak Ibu yang Anggap Kental Manis Itu Susu

Pentingnya Konsumsi Susu saat Sahur untuk Jaga Kondisi selama Berpuasa

Meski BPOM sudah mengatur tentang penggunaan kental manis, namun kenyataannya kental manis masih dijadikan sebagai minuman untuk anak. 

Kental manis sendiri merupakan susu yang dibuat melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah.

Selain diuapkan, kental manis juga diberikan gula tambahan. Hal ini menyebabkan kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula yang tinggi. 

Kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO pada 2015 adalah kurang dari 10 persen total kebutuhan kalori. Sementara, kandungan gula dalam 1 porsi kental manis mencapai lebih dari 50 persen total kalorinya, jauh melebihi nilai rekomendasi gula tambahan yang dikeluarkan oleh WHO.

Seperti diketahui, balita (bayi di bawah lima tahun) merupakan masa saat otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Periode ini juga umumnya dikenal dengan istilah masa keemasan atau the golden age.

Agar di masa yang akan datang bayi dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas, maka orangtua wajib memberikan stimulasi secara menyeluruh baik dari segi kesehatan, kecukupan gizi, pola asuh, dan pendidikan.

Usia ini merupakan fase awal tumbuh kembang si kecil dan akan berpengaruh pada fase selanjutnya. Itu artinya, anak yang masih berusia hingga 5 tahun juga tidak boleh mengkonsumsi kental manis ini, bukan hanya bayi hingga usia 12 bulan saja.   

Bahkan, Dokter spesialis anak, DR. Dr. Tubagus Rachmat Sentika, SpA, MARS, mengatakan anak-anak di bawah dua tahun yang sering diberikan kental manis, akan mengakibatkan stunting dan perkembangan, pertumbuhan otak serta sarafnya jadi terganggu. 

"Tingkat kecerdasannya sangat rendah. Kondisi ini akan sulit diperbaiki jika sudah lewat masa golden period. Hal itu disebabkan kental manis itu memiliki kandungan protein yang rendah," ujarnya lewat rilis yang diterima VIVA, Senin 7 September 2020. 

Guru besar FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), menerangkan ibarat prosesor komputer, otak manusia adalah hardware, maka stimulasi adalah software-nya. Keduanya sama-sama dibutuhkan untuk mencapai pembelajaran yang maksimal, dan sama-sama membutuhkan asupan nutrisi yang baik.

"Intervensi nutrisi yang paling dibutuhkan oleh anak berusia di bawah 2 tahun adalah protein hewani, bukan tumbuh-tumbuhan seperti daun kelor ataupun zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral," kata Prof Damayanti.

Pada anak, kondisi stunting akan menyebabkan perkembangan yang terlambat, fungsi kognitif yang menurun, serta kegagalan sistem imun. Sedangkan pada saat anak sudah dewasa, anak rentan mengalami obesitas, penyakit jantung, hipertensi, osteoporosis, dan penyakit degeneratif lainnya.

Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), Dodik Briawan, mengatakan kadar gula dalam kental manis tidak cocok dikonsumsi oleh anak-anak secara rutin. Kandungan isi kental manis sendiri jauh dari susu sebenarnya. 

"Setiap satu sendok makan kental manis mengandung 2-5,5 gram lemak jenuh, yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan kardiovaskular. Sedangkan protein hanya sebesar 1,5 gram, lalu 54 mg kalsium, 36 mg potasium, 5 mg magnesium, 56 IU vitamin A, dan sejumlah kecil vitamin serta mineral lainnya dalam satu sendok makan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya