Bondan: Di TV Makan Enak, di Rumah Saya Makan Kayak Gembel

Bondan Winarno di Kediamannya
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Belajar Mengulik Kuliner dari Pak Bondan
- Siapa tak kenal Bondan Winarno? Pengamat kuliner senior Indonesia yang biasa disapa Pak Bondan itu dikenal masyarakat luas sejak memandu sebuah program kuliner di televisi.

Bondan Winarno: Banyak Orang Indonesia Salah Pilih Beras

Hingga kini jargon 'pokoke muaknyus' yang selalu ia ucapkan ketika menyantap makanan lezat pun telah begitu akrab di telinga.
Bondan Winarno Prihatin soal Kuliner Tradisional Indonesia


Sudah cukup lama, ia menjadi pencicip aneka hidangan lezat. Pekerjaan ini, menjadi profesi yang paling diinginkan banyak orang. Ia pun telah mencicipi beragam menu kuliner Indonesia langsung di daerah asalnya.


Tapi ternyata Bondan masih memiliki keinginan yang belum tercapai yaitu ingin merekomendasikan makanan-makanan lezat ke masyarakat luas seperti yang selama ini ia lakukan, tapi disertai penjelasan mengenai gizi dan kesehatan.


"Selama ini dakwah saya kan tentang makanan enak. Tapi di acara saya, saya nggak boleh ngomong soal gizi. Sebenarnya saya benci karena makanan enak harus dilandasi dengan pengertian tentang gizi," ungkap Bondan saat ditemui beberapa waktu lalu.


Pria asal Surabaya, Jawa Timur itu juga mengatakan dia bosan ditanya orang soal kolesterol tinggi. Bondan menjelaskan ia makan bebas hanya saat memandu acaranya. Di luar itu, ia benar-benar makan makanan sehat untuk mengimbangi segala makanan berlemak yang  ia santap saat syuting.


"Di rumah, saya jangan harap ketemu gula. Saya kalau di rumah makan kaya gembel. Tapi saat sedang kerja saya makan seperti biasa. Seperti tadi saya makan durian, kan dalam hidup sesekali menyantap makanan enak itu perlu," ujarnya.


Namun, ia tetap mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan kesehatan dan asupan gizi sehari-hari. Selain itu porsi makanan juga menjadi hal yang patut dijadikan concern.


Ia mengatakan penyebab Indonesia menjadi negara dengan penduduk berpenyakit gula tertinggi keempat di dunia adalah karena masyarakatnya mengonsumsi nasi terlalu banyak.


"Bukan berarti Anda harus benar-benar berhenti makan nasi. Harus diakui makanan seperti rendang itu nggak nikmat kalau nggak dimakan pakai nasi. Tapi tolong jangan berlebihan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya