Studi: Makanan Cepat Saji Bunuh Bakteri Baik di Perut

Ilustrasi burger keju
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Begini Kondisi Tubuh saat Konsumsi Junk Food Selama Seminggu
- Mengonsumsi junk food dan makanan cepat saji ternyata mampu membunuh bakteri baik yang ada di dalam perut Anda. Hal itu diungkapkan oleh sebuah studi yang belum lama ini dilakukan.

Lima Kandungan Berbahaya di Dalam 'Junk Food'
Dilansir dari The Telegraph, bakteri perut yang terbunuh akibat konsumsi junk food merupakan bakteri yang bertanggung jawab melindungi tubuh dari obesitas, diabetes, kanker, penyakit jantung, kondisi peradangan usus dan autisme.

Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana
Perlu diketahui bahwa usus manusia mengandung sekitar 3.500 spesies mikroba yang berbeda. Seluruh mikroba tersebut memberikan 1,3 kilogram berat pada tubuh Anda.

Peneliti mengatakan, sering menyantap makanan yang diproses dan mengandung lemak tinggi mampu membunuh lebih dari sepertiga bakteri baik yang ada di perut.

Temuan ini dianggap bisa menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami peningkatan berat badan sementara yang lainnya tidak, meskipun mereka mengonsumsi lemak, gula, protein dan karbohidrat dalam jumlah yang sama.

Temuan ini muncul dari studi yang dilakukan oleh Tim Spector, profesor epidemiologi genetik di King College London.

Dia meminta bantuan mahasiswanya melakukan pola makan tinggi junk food selama 10 hari. Dalam periode tersebut, sang mahasiswa hanya menyantap makanan cepat saji seperti burger, keripik, nugget ayam, dan soda.

"Sebelum saya memulai diet makanan cepat saji, terdapat sekitar 3.500 spesies bakteri dalam usus saya, didominasi oleh jenis yang disebut Firmicutes. Setelah diet, dengan cepat saya kehilangan 1.300 spesies dan usus saya didominasi oleh kelompok yang disebut bacteriodetes," ujar sang mahasiswa.

Implikasinya adalah bahwa pola makan tinggi makanan cepat saji menewaskan 1.300 spesies dalam usus.

Namun, masalah ini tampaknya jauh lebih kompleks dari sekadar makan terlalu banyak. Bakteri dalam perut juga memainkan peran kunci dalam mengatur metabolisme dan menangkal mikroba yang berpotensi membahayakan tubuh. Mereka menghasilkan enzim pencernaan bersama vitamin A dan K, yang diperlukan untuk membantu penyerapan mineral penting seperti kalsium dan zat besi ke dalam tubuh.

Ketidakseimbangan bakteri sendiri telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kolitis dan penyakit radang usus. Sementara itu, ada bukti bahwa autisme mungkin berhubungan dengan menurunnya aktivitas bakteri usus.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya