Empat Alasan Orang Menyukai Junk Food

Ilustrasi junk food
Sumber :
  • Pixabay/jimmyxrose

VIVA.co.id – Konsumsi junk food sering diasosiasikan dengan obesitas dan penyakt kronis lainnya seperti tekanan darah tinggi, namun tetap saja masih banyak yang betah dengan makanan ini ketimbang makanan sehat dan lebih bergizi.

7 Fakta Junk Food yang Jarang Diketahui dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Junk food biasanya mudah ditemukan dengan harga murah dan dikemas menarik, namun ternyata ada alasan psikologi yang mempengaruhi mereka untuk menjadikan junk food sebagai makanan favorit mereka. Berikut di antaranya dikutip dari laman Live Strong.

Kemudahan

Kanker Intai Organ Kewanitaan Jika Gemar Konsumsi Makanan Populer Ini

Jadwal yang padat seringkali membuat orang malas untuk membuat dan menyiapkan makanan sehat bergizi, sehingga mereka cenderung memilih makanan yang praktis dan mudah didapat. Makanan seperti sayur dan daging membutuhkan waktu untuk diolah dan dimasak dengan baik sedangkan hamburger atau makanan cepat saji bisa didapat dalam hitungan menit setelah dipesan. Kebiasaan itu membuat mereka terbiasa dan cenderung bergantung pada pelayanan yang cepat tersebut.

Mengatasi kecemasan

A Study Reveals Unhealthy Food that Actually Good for the Body

Hasil dari budaya serba-cepat saat ini adalah peningkatan level stres dan kecemasan. Peningkatan ini menyebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak energi, memicu rasa lapar dan membuat orang cenderung mengonsumsi makanan dengan kadar lemak dan gula tinggi. Tingkat kecemasan yang tinggi juga menjadikan junk food sebagai sumber kenyamanan. Saat stres, orang mencari berbagai cara untuk menenangkan diri dan junk food mampu memberikan ketenangan tersebut.

Kurang tidur

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kurang tidur memotivasi seseorang untuk memilih junk food ketimbang makanan sehat. Ketika tidur terganggu, pusat otak menjadi lebih aktif dan fungsi otak depan menjadi semakin tertekan. Hal ini menyebabkan orang memilih untuk mencari makanan kaya gula dan lemak.

Adiksi

Banyak yang tidak bisa lepas dari junk food karena sudah merasa ketergantungan dengan makanan tersebut. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan kaya gula atau lemak menyebabkan perubahan neurokimia dalam otak layaknya ketergantungan obat. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya