Kasus Kekerasan Anak di Bidang Pendidikan Meningkat Signifikan

Konferensi pers KPAI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA – Kasus kekerasan dan pelanggaran terhadap anak di bidang pendidikan meningkat drastis. Dalam catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sepanjang tahun 2018, ada 445 total kasus kekerasan pada anak di bidang pendidikan.

Areum T-ara Bongkar Aib Mantan Suami, Sering Meludah dan Kencingi Wajah Anaknya

Angka tersebut meningkat dari tahun 2017 yang hanya 328 kasus. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus itu jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun.

"Hal ini bisa dilihat dari dua sisi, sisi pertama bahwa angka kekerasan pada anak di bidang pendidikan memang meningkat, dan di sisi lain juga berarti kesadaran masyarakat untuk melakukan pengaduan sudah semakin meningkat," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti saat ditemui di kantornya, Kamis 27 Desember 2018.

KPAI Beri Rekomendasi untuk Cegah Pelanggaran Anak, Simak Yuk!

Dia merinci, dari total keseluruhan kasus, kekerasan fisik dan bullying menjadi kasus yang terbanyak terjadi. Bahkan, pelakunya mayoritas berasal dari kalangan  pendidik, kepala sekolah dan peserta didik.

Di samping itu, cyber bullying pada tahun 2018 juga meningkat cukup signifikan di ka|angan para siswa. Hal ini seiring dengan penggunaan internet dan media sosial di kalangan anak-anak, termasuk kasus body shaming.(nsa)

Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan Meningkat, KPAI Ungkap Penyebab Utamanya

"Kita lihat beberapa video di YouTube juga memengaruhi perilaku peserta didik, seperti menyilet pergelangan tangan untuk mendapatkan sensasi melupakan permasalahan yang dihadapi," ujar Retno.

Selain itu, KPAI juga mencatat berbagai permasalahan di pendidikan yang dihadapi anak-anak pascabencana mengingat sepanjang 2018 berbagai bencana alam gempa, tsunami dan banjir terjadi di Indonesia. Kerusakan gedung-gedung sekolah, trauma anak-anak akibat bencana menjadi permasalahan yang cukup pelik di lapangan.

"Jadi masalahnya itu mulai dari pembangunan sekolah darurat, mengembangkan kurikulum sekolah darurat sampai pemulihan psikologis terhadap pendidik dan peserta didik yang terdampak bencana," kata Retno.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh, terutama dalam hal kemampuan guru soal manajemen di dalam kelas. Ia menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan pelatihan terhadap guru demi menghindari cara-cara kekerasan dalam mendidik anak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya