Generasi Emas Indonesia Terancam

Ilustrasi bermain game online.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Permainan dan makanan cepat saji menjadi santapan generasi muda saat ini tiap harinya. Mereka tidak peduli dengan minimnya gizi dan berlimpahnya gula serta garam, asalkan perutnya terisi.

20 Negara dengan Tingkat Stunting Tertinggi di Dunia, Indonesia Bersyukur

Padahal, aktivitas mereka yang padat setiap harinya dan konsentrasi tinggi ketika bermain game membuat tubuh mereka butuh asupan yang mengandung vitamin dan gizi tinggi.

Asisten Deputi Ketahanan Gizi, KIA dan Kesling, Kemenko Kesra/PMK periode 2010-2019, Meida Octarina mengatakan, di 2045 Indonesia membutuhkan generasi emas yang sehat dan produktif dan mampu bersaing secara global.

Cara IDSurvey Dukung Penurunan Angka Stunting Anak Indonesia

“Untuk hidup yang lebih berkualitas, yang dibutuhkan milenial adalah zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Kalau untuk yang remaja, perlu ditambahkan susu sesuai dengan pedoman yang seimbang,” ujarnya di Jakarta, Selasa 18 Agustus 2020.

Meski susu dianjurkan sebagai pelengkap zat gizi yang dibutuhkan, Meida mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi susu kental manis. Sebab, produk tersebut mengandung kadar gula yang tinggi.

Banyak Anak Konsumsi Makanan Kurang Bergizi, Ahli Sarankan Ibu Masak Sesuai Selera Buah Hati

Menurutnya, konsumsi gula yang ideal tidak lebih dari 50 gram per hari. Sementara, dalam sepertiga cangkir SKM kandungan gulanya mencapai 54 gram.

“Asupan gula yang terlalu tinggi akan menghalangi masuknya Vitamin C, yang berfungsi untuk meningkatkan munitas ke dalam sel. Akibatnya, melemahkan kerja sel darah putih,” tuturnya.

Menurutnya, asupan protein yang cukup juga dapat mencegah gizi buruk dan stunting pada anak. Pemerintah sendiri saat ini mengharapkan penurunan stunting pada balita menjadi 14 persen pada 2024.

Baca juga: Mutasi Virus Corona di Malaysia 10 Kali Lebih Menular

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya